REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Apakah Anda ingin tahu rumah atau properti yang akan Anda tinggali telah digunakan sebagai laboratorium narkoba? Pekan lalu, sebuah laporan mengungkapkan Kota Adelaide memiliki permasalahan narkoba terbesar dibandingkan kota lainnya di Australia.
Kini sebuah perusahaan di Adelaide akan meluncurkan alat tes baru yang dapat memberikan ketenangan bagi pembeli, penyewa dan pemilik properti. Meskipun bukan perusahaan pertama yang melakukan pengujian residu metamfetamin di rumah-rumah di Australia, mereka berharap dapat melatih kalangan industri real estate untuk mengumpulkan sampel dengan menggunakan perangkat atau kit baru itu.
Bagaimana cara mengujinya?
Direktur Swab First, Dr Len Turczynowicz, peneliti ilmu eksposur dengan pengalaman lebih 30 tahun dalam bidang toksikologi, akan memberikan pelatihan skrining residu narkoba untuk properti komersial dan residensial. "Kita telah melihat masalah ini selama beberapa tahun. Kami mengidentifikasi sejumlah area yang dapat ditingkatkan," katanya.
"Kami memberikan pertimbangan untuk metode penyaringan yang memungkinkan ditemukannya residu berbagai narkoba yang lebih luas, sekaligus mewujudkan pendekatan yang sederhana," jelasnya.
"Yang ingin kami lakukan yaotu menyediakan perangkat pengambilan sampel. Kami akan melatih penggunaannya. Kami menunggu untuk menjalankan proses ini melalui Institut Real Estate dan organisasi lainnya," tambahnya.
Dr Turczynowicz mengatakan, peningkatan prevalensi penggunaan narkoba memicu risiko kesehatan. Anak-anak sangat rentan terpapar residu tersebut. "Yang paling rentan tentu saja anak balita yang merangkak ke sana kemari, melakukan aktivitas tangan ke mulut. Mereka dapat menelan zat-zat ini yang tersisa di debu dan karpet," katanya.
"Efek kesehatannya akut. Zat ini sangat jahat dan bereaksi sangat cepat yang merupakan efek sistem saraf pusat. Kami punya kasus orang yang dirawat di RS akibat paparan ini," tambahnya.
Zat apa yang bisa dideteksi?
Dr Turczynowicz mengatakan bahwa alat uji ini dapat dikembangkan untuk mendeteksi hampir 50 zat berbahaya. "Kami telah menyusun alat uji ini untuk tujuh zat berbeda termasuk metampetamine, sabu, ekstasi, kokain dan heroin. Tetapi kami dapat memperluasnya hingga 47 zat lainnya sesuai kebutuhan," katanya.
Photo: Contoh laboratorium narkoba di sebuah rumah yang digerebek oleh Kepolisian NSW.
(Kiriman: Polisi NSW)
"Kami berharap merilis alat ini dalam waktu sekitar satu dua minggu. Kami telah mendiskusikannya dengan kalangan industri khususnya yang memiliki persyaratan manajemen properti," jelansya.
"Orang yang ingin membeli properti mungkin tertarik mengetahui apakah ada zat residu di rumah itu sebelum membelinya. Sebab konsekuensinya tentu saja adalah biaya dari pembersihan zat-zat terlarang," katanya.
"Ada beberapa kasus dimana rumahnya dihancurkan karena biaya dekontaminasinya sangat mahal," ujarnya.
Apakah industri mendukung?
Meskipun tidak tahu banyak tentang alat uji yang diproduksi perusahaan di Adelaide ini, Ketua Industri Real Estat Australia (REAI) Malcolm Gunning mengatakan pihaknya pasti akan mendukung. "Jika itu adalah sistem pengujian tanpa cacat maka tentunya bukan hal yang buruk," katanya.
"Jika ini adalah sebuah tes sederhana dan berhasil maka kami akan menjajaki langkah berikutnya," ujarnya.
Gunning mengatakan meski dia keberatan tentang bagaimana alat uji ini dilaksanakan, dia memahami pentingnya alat uji itu. "Agen real estat bukan insinyur atau developer. Jika mereka menduga bangunan rumah mereka mengandung asbestos, mereka akan menklarifikasinya. Hal yang sama berlaku untuk narkoba atau zat adiktif lainnya," katanya.
"Pada prinsipnya REAI akan mendukung pengujian kontaminasi narkoba di perumahan," tegasnya.
Dia mengatakan membekali para agen real estate dengan pelatihan merupakan tahapan penting. Hal itu, katanya, tidak berbeda dengan agen memeriksa balkon, kunci kolam renang dan tirai di rumah yang mereka kelola. Ini bisa dilaksanakan sebagai bagian dari laporan inspeksi bangunan.
Photo: Malcolm Gunning dari Real Estate Institute of Australia mengatakan mendukung teknologi tersebut. (ABC News: Sue Lannin)
"Tentu saja institut akan mendukung, tapi saya kira seharusnya agen saja yang melakukan tes ini," katanya.
"Pengujian ini juga harus terjangkau, tidak berbeda dengan memeriksa kelembaban dinding dan hal-hal seperti itu," tambahnya.
"Jika hasilnya positif maka harus dilaporkan ke ahli untuk memeriksanya," ujarnya.
Permasalahan internasional
Dr Turczynowicz mengatakan teknologi itu juga akan memberikan ketenangan pikiran bagi penyewa. Dia berharap peralatan itu bisa menjadi bagian dari bisnis properti. "Saya pikir permasalahannya yaitu perlu adanya upaya terkonsentrasi dalam melihat isu ini lebih serius," katanya.
"Ada berbagai kegiatan yang dilakukan pemerintah federal dan negara bagian. Saya pikir ada peluang untuk menyempurnakan prosesnya, seperti yang kami lakukan dengan perusahaan. Untuk mempromosikan penelitian yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan isu yang sebenarnya merupakan permasalahan internasional," paparnya.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di ABC Australia