Jumat 13 Apr 2018 10:18 WIB

Kebijakan Baru Imigrasi Australia akan Hambat Imigran Asia

Angka migrasi Australia akan lebih rendah di tahun mendatang dengan kebijakan baru

 Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton membuat perubahan kecil dalam kebijakan imigrasi yang berdampak mengecilnya jatah migran yang berasal dari Asia.
Foto: AAP: Paul Miller
Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton membuat perubahan kecil dalam kebijakan imigrasi yang berdampak mengecilnya jatah migran yang berasal dari Asia.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Dalam Negeri Peter Dutton telah mengurangi jumlah imigran yang datang ke Australia. Kemendagri Australia tidak perlu mendapatkan persetujuan melalui kabinet mengenai kebijakan ini.

Angka migrasi Australia akan lebih rendah di tahun-tahun mendatang daripada yang seharusnya, karena orang Selandia Baru (Kiwi) yang sudah di Australia mengambil kuota visa yang sebelumnya untuk imigran dari negara lain. Informasi baru ini muncul di minggu yang sama ketika menteri kabinet mengungkapkan lebih sedikit visa permanen daripada yang ditargetkan untuk dua tahun berturut-turut.

Sebanyak 44 ribu visa penduduk tetap bagi pekerja terampil di Australia secara tradisional diberikan kepada pelamar yang kebanyakan orang Asia dan berasal dari luar negeri. Tetapi sekarang, sebanyak 10 ribu Kiwi yang sudah tinggal dan bekerja di Australia akan menjadi bagian dari alokasi tahunan ini.

Perubahan ini adalah hasil dari keputusan pemerintah untuk menggabungkan visa Kiwi baru dengan program independen terampil yang ada, tanpa meningkatkan jumlah visa dalam skema.

Lebih sedikit visa kedatangan luar negeri

Kemendagri mengonfirmasi kepada ABC bahwa orang Selandia Baru yang menerima visa baru sudah dihitung sebagai penduduk, sehingga berakibat mengurangi jumlah orang yang datang ke Australia. "Jalur ini secara langsung ditujukan untuk warga Selandia Baru yang telah tinggal di Australia selama lima tahun atau lebih dan berkontribusi secara ekonomi kepada Australia," kata juru bicara Kemendagri.

Langkah ini akan membantu memperlambat pertumbuhan ribuan migrasi setiap tahun tanpa mengubah target resmi Pemerintah. Angka migrasi utama Australia saat ini menurut perhitungan Biro Statistik Australia (ABS) adalah 250 ribu dan tumbuh 15 persen pada periode tahun ini hingga September.

Visa baru diumumkan pada tahun 2016 sebagai pengakuan "hubungan khusus antara kedua negara", seperti dinyatakan Perdana Menteri. Dutton pada hari Rabu mengatakan bahwa Kabinet telah membahas pengurangan migrasi, meskipun Perdana Menteri menyatakan tidak ada usulan resmi untuk pemotongan migrasi permanen Australia.

Menteri Perbedaharaan Negara (Treasurer) Scott Morrison sebelumnya mengatakan pemangkasan migrasi akan merugikan perekonomian.

Dari migran Asia ke Kiwi

Langkah ini juga akan mengubah asal para migran di Australia. Ini akan menggantikan sebagian besar pekerja Asia yang dari luar negeri dengan orang Kiwi yang sudah bekerja di Australia.

Visa independen bagi pekerja terampil secara tradisional dinilai pada poin berdasarkan pengalaman pekerja. Ini berkisar seperempat dari program visa permanen Australia yang targetnya 44 ribu individu setiap tahun.

Bersamaan dengan visa penduduk tetap yang disponsori perusahaan, visa ini menjadi sumber utama pekerja migran terampil di Australia. Tahun lalu, tiga dari lima pelamar yang berhasil dalam program ini diberikan visa ketika masih tinggal di luar negeri.

Menurut Kemendagri, sebanyak 9.000 warga Selandia Baru telah mengajukan permohonan visa baru dalam delapan bulan pertama skema itu berjalan.

Seorang praktisi imigrasi Wayne Parcell mengatakan tahun ini diharapkan sekitar 10 ribu aplikasi Kiwi dan menekankan visa ini tidak terbatas pada pekerjaan tertentu. "Kriteria untuk visa baru tampaknya lebih berkaitan dengan konteks hubungan Australia-Selandia Baru daripada dampak keterampilan yang ditentukan pada program migrasi."

Komponen berbasis poin menyusut

Masuknya orang Selandia Baru ini bertepatan dengan menyusutnya visa penduduk tetap berbasis poin. Sebanyak 13.200 undangan untuk mengajukan permohonan visa ini telah dikeluarkan pada periode 2017-2018 yang berakhir pada Februari, turun hampir 10 ribu pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Juru bicara Kemendagri mengatakan jumlah undangan "dapat bervariasi tergantung pada jumlah aplikasi yang sedang diproses oleh Kemendagri". Peter Dutton pekan ini mengatakan "sangat berhati-hati dalam mengurusi angka-angka".

"Gagasan tentang program migrasi di negara kita, seperti pada Pemerintahan Howard, seperti pada Pemerintahan Abbott, seperti sekarang di Pemerintahan Turnbull yaitu memastikan kita mendatangkan orang yang tepat," katanya.

"Orang-orang yang ingin bekerja, tidak menjalani hidup dengan tunjangan, orang-orang yang ingin berintegrasi dalam masyarakat Australia, orang-orang yang ingin mematuhi nilai-nilai dan hukum kita."

Visa baru terbukti populer

Antara 60 ribu hingga 80 ribu Kiwi memenuhi syarat untuk visa baru, menurut perkiraan lainnya. Visa ini mensyaratkan pemohon untuk tinggal di Australia selama lima tahun atau lebih dan mempertahankan jumlah pendapatan lebih dari 53.900 dolar AS per tahun.

Pada akhir Februari, 1.512 visa baru telah diberikan dan sekitar 7.500 lainnya masih diproses. Aplikasi baru dibuka pada bulan Juli lalu, dan prosesnya biasanya membutuhkan setidaknya tiga bulan.

Visa permanen baru memberikan akses bagi warga Selandia Baru ke layanan kesejahteraan serta jalur menjadi warga negara Australia, tidak seperti visa standar untuk pengunjung biasa asal Selandia Baru.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di ABC Australia.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-04-13/kebijakan-baru-imigrasi-australia-mengurangi-jatah-orang-asia/9653036
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement