Sabtu 14 Apr 2018 10:03 WIB

AS Bersama Prancis dan Inggris Gempur Suriah

Serangan udara diluncurkan pasukan gabungan setelah adanya serangan gas beracun.

Red: Nur Aini
Tembakan anti-pesawat tempur terlihat di langit Damaskus setelah AS meluncurkan serangan di Suriah, pada Sabtu dini hari (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.
Foto: AP Photo/Hassan Ammar
Tembakan anti-pesawat tempur terlihat di langit Damaskus setelah AS meluncurkan serangan di Suriah, pada Sabtu dini hari (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (14/4), memerintahkan pelaksanaan serangan dengan menargetkan fasilitas senjata kimia Presiden Suriah Bashar al-Assad. Perintah itu sebagai tanggapan atas terjadinya serangan gas beracun pekan lalu, yang menewaskan setidaknya 60 orang.

Trump mengatakan operasi gabungan dengan Prancis dan Inggris sedang bergerak menuju sasaran. Mereka siap melanjutkan tindakan itu sampai Suriah menghentikan penggunaan senjata kimia.

"Saya baru saja memerintahkan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat untuk melakukan serangan secara tepat terhadap target-target yang berhubungan dengan kemampuan senjata kimia diktator Suriah Bashar al-Assad," kata Trump dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih.

"Ini bukan aksi manusia. Ini adalah aksi kejahatan yang dilakukan oleh monster," kata Trump. Ia mengacu pernyataannya pada Assad dan peranan presiden Suriah itu dalam serangan senjata kimia.

Ketika Trump berbicara, sejumlah ledakan terdengar di Damaskus. "Tujuan aksi kita malam ini adalah untuk membuat pencegahan kuat terhadap produksi, penyebaran dan penggunaan senjata nuklir," kata Trump.

Baca juga: AS Tuding Suriah Bertanggung Jawab atas Serangan Kimia

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement