Ahad 22 Apr 2018 15:34 WIB

Perayaan Ulang Tahun Hitler Picu Ketegangan di Jerman

Perayaan ulang tahun Hitler ini akan berlangsung selama dua hari di kota Ostritz

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nidia Zuraya
Adolf Hitler
Foto: AP
Adolf Hitler

REPUBLIKA.CO.ID, OSTRITZ -- Selama dua hari terakhir, kota kecil Ostritz yang terletak di perbatasan Jerman-Polandia, berubah menjadi zona kompartemen yang ada di bawah pengawasan ketat polisi. Orang-orang dari beberapa negara di Eropa, terutama Jerman, Polandia, dan Republik Ceko, dijadwalkan untuk menghadiri festival 'Shield and Sword', atau SS.

Acara yang berlangsung selama dua hari ini akan diisi oleh pidato politik dan konser musik, kemudian diakhiri dengan berbagai pertunjukkan. Acara tersebut diselenggarakan oleh National Democratic Party of Germany yang ultranasionalis, untuk merayakan ulang tahun ke-129 pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler.

Berkat kebebasan berkumpul yang dijamin oleh konstitusi Jerman, acara ini tetap diselenggarakan sesuai dengan hukum Jerman. Namun, acara Neo-Nazi tersebut tetap memicu ketegangan di Ostritz.

Sebagai tanggapan, dewan kota setempat, yang didominasi oleh Christian Democratic Union yang konservatif, memutuskan untuk menyelenggarakan Peace Festival di alun-alun utama Ostritz. Kota ini merupakan salah satu kota yang sepi dengan kurang dari 2.500 penduduk di luar perbatasan Polandia.

Festival ini dibuat untuk mengirimkan pesan protes bahwa kota tersebut tidak akan menyerah pada tekanan Nazi. "Kami ingin menunjukkan, protes terhadap neo-Nazisme dan ekstremisme sayap kanan bukan hanya dilakukan oleh kelompok-kelompok sayap kiri kecil, tetapi oleh seluruh partai, seluruh gereja, bersama asosiasi, klub, badan amal, LSM, dan warga," kata Michael Schlitt, penyelenggara Peace Festival, dalam konferensi pers.

Namun bagi kelompok anti-fasis lokal, Peace Festival saja tidak cukup. Dengan bantuan rekan-rekan dari sejumlah kota di Jerman dan luar negeri, penduduk setempat mengorganisir konser "Right does not rock".

Sebuah lapangan besar di pusat kota penuh dengan orang-orang gimbal, musik, dan tenda anti-fasis, serta kios-kios dengan makanan, pakaian, dan poster yang mengirimkan pesan perdamaian dan toleransi. Tiga acara yang terletak dalam jarak dekat, masing-masing mewakili estetika yang sangat berbeda, telah mendominasi ruang kota.

Jalan-jalan Ostritz diawasi dengan ketat oleh polisi, termasuk oleh unit anti huru-hara khusus. Selama Jumat dan Sabtu, para petugas polisi mengawasi secara dekat gerakan kelompok neo-Nazi untuk mencegah mereka menimbulkan masalah, termasuk bentrok dengan kelompok anti-fasis.

"Kebanyakan warga Ostritz takut. Terutama mereka yang berusia 60-an, khawatir apa yang akan terjadi di malam hari, bahwa akan ada bentrokan antara Antifa dan fasis," kata Anna Dittrich, warga Ostritz, kepada Aljazirah.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement