Rabu 25 Apr 2018 08:06 WIB

Tersiram Air Panas, Penumpang Tuntut Qantas Rp 4,2 Juta

Penumpang tersebut tersiram air panas saat pramugari sedang memberinya secangkir teh

Seorang penumpang perempuan Qantas menderita luka bakar tingkat 2 setelah tersiram air panas yang tumpah di kakinya dalam penerbangan dengan Qantas.
Foto: Supplied: Karina
Seorang penumpang perempuan Qantas menderita luka bakar tingkat 2 setelah tersiram air panas yang tumpah di kakinya dalam penerbangan dengan Qantas.

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Seorang wanita yang menderita luka bakar tingkat dua setelah air mendidih tanpa sengaja tersiram ke bagian kakinya dalam penerbangan Qantas telah menuduh maskapai nasional Australia itu gagal membantunya atau membayar biaya pengobatannya.

Karina, yang tidak ingin nama keluarganya dipublikasikan, sedang dalam perjalanan dari Perth, Australia Barat (WA) menuju Gold Coast, Queensland  pada 18 Maret lalu untuk bekerja di event Commonwealth Games ketika kecelakaan itu terjadi dan menyebabkan dia mengalami kesakitan yang parah.

Dia mengatakan kepada ABC Radio Perth, seorang pramugari sedang memberinya secangkir teh ketika wanita itu menumpahkan air mendidih di kakinya selama penerbangan QF860, di antara Sydney-Gold Coast dalam perjalanan tersebut. "Saya meminta secangkir teh dan dia menyerahkannya kepada saya dan air the panas itu tumpah ke pangkuan saya," katanya.

"Saya sangat terkejut dan kesakitan sekali. Saya berdiri untuk berusaha mengeringkannya, tapi dia [pramugari] sudah pindah ke barisan orang berikutnya dan saya tidak mendapat bantuan medis, tidak ada bantuan selama penerbangan tersebut," katanya menjelaskan.

Luka bakar terjadi sebelum mendarat

Karina mengatakan dia kemudian melapor ke pramugari Qantas, kalau dirinya mengalami luka bakar dan tidak terkesan dengan respon yang didapatkannya. "Dia hanya bilang 'oh', dan cuma itu yang dia katakan," kata Karina.

"Saya terus berusaha memberitahu pramugari apa yang telah terjadi, tetapi sekali lagi mereka tidak melakukan apa pun (untuk membantu saya) dalam penerbangan itu.

"Pada saat saya turun dari pesawat semuanya sudah mulai melepuh."

Karina mengatakan dia langsung pergi ke rumah sakit dan staf medis mengatakan kepadanya bahwa jika saja dia menerima perawatan untuk luka bakar dengan segera, luka itu tidak akan menjadi parah.

Dia mengatakan jika bukan karena pekerjaan luar biasa dari para dokter di rumah sakit yang mempercepat pengobatan luka bakarnya, dia akan kehilangan kontrak kerjanya di Pesta Olahraga Persemakmuran karena dianggap tidak layak untuk bekerja.

Karina mengatakan dirinya kemudian mengirimkan Qantas surat keterangan dari rumah sakit yang  membenarkan dirinya menderita luka bakar tingkat dua, tetapi Qantas kemudian mengatakan kalau perawatan yang dilakukannya selama penerbangan yang telah membuat luka itu menjadi parah.

"Tidak ada permintaan maaf, tidak ada tanggapan simpatik seperti, 'apakah Anda baik-baik saja, bisakah saya membantu dengan cara apa pun atau dapatkah kami meminta seseorang untuk melihatnya untuk Anda?' Tidak ada tanggapan yang seperti itu," tuturnya.

"Tidak ada yang mendatangi saya selama penerbangan atau ketika saya hendak meninggalkan pesawat tidak ada yang mengatakan 'dapatkah kami mendapatkan laporan insiden atau laporan awak."

Qantas 747 Photo: Korban tumpahan air panas pergi ke Gold Coast untuk bekerja di event Commonwealth Games. (Supplied: Qantas)

Tanggapan Qantas 'tidak memadai'

Karina mengatakan butuh 11 hari bagi Qantas untuk mengakui keluhan yang diajukannya secara online. Setelah ia mengirimkan perusahaan penerbangan itu sejumlah dokumen dan foto-foto yang menguraikan luka-lukanya, dia tetap tidak senang dengan tanggapan yang diberikan Qantas.

Dia menginginkan permintaan maaf dari Qantas dan maskapai penerbangan ini untuk membayar biaya pengobatannya sebesar 400 dolar Australia atau sekitar Rp 4,2 juta. "Qantas benar-benar perlu memperbarui prosedurnya dan apa yang mereka lakukan di pesawat sehingga hal seperti ini tidak terjadi lagi," katanya.

"Itu adalah rasa sakit dan hampir membuat saya kehilangan pekerjaan saya yang merupakan hal yang jauh lebih mengkhawatirkan selama kejadian ini berlangsung.”

Qantas mengatakan kepada ABC bahwa mereka sedang menyelidiki insiden itu. Maskapai ini telah mengkonfirmasi bahwa insiden itu tidak dilaporkan, tetapi mengatakan seorang anggota staf telah melakukan kontak dengan Karina mengenai pengaduannya.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-04-25/penumpang-qantas-luka-bakar/9694260
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement