Jumat 04 May 2018 10:53 WIB

Australia Kini Miliki Alat Tes Pre-eklampsia

Alat tes pre-eklampsia akan mampu menyelamatkan ibu dan bayi dari komplikasi

 Ella Smith lahir pada usia 26 minggu setelah ibunya mengalami pre-eklamsia (Supplied: Rumah Sakit Royal Women)
Ella Smith lahir pada usia 26 minggu setelah ibunya mengalami pre-eklamsia (Supplied: Rumah Sakit Royal Women)

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Rumah sakit di Australia kini memiliki alat tes darah baru untuk memprediksi risiko pre-eklampsia. Pakar kesehatan menyebut alat tes ini akan mampu menyelamatkan ibu dan bayi dari komplikasi yang mengancam jiwa dan kelahiran prematur.

Rumah Sakit Royal Women Melbourne menjadi pusat medis pertama di Australia yang memperkenalkan tes sederhana itu yang dapat memberi peringatan risiko mengembangkan kondisi pre-eklampsia. Dengan alat ini tenaga medis dimungkinkan untuk melakukan perawatan dini bagi para wanita yang ditemukan berisiko.

Pre-eklampsia adalah gangguan medis serius yang paling umum pada kehamilan dan dapat mengancam jiwa baik bagi sang ibu maupun bayi. Satu dari 20 wanita hamil mengalami preeklampsia, yang menyebabkan tekanan darah tinggi yang berbahaya dan dapat mengancam organ vital wanita termasuk otak, hati dan ginjal.

Pre-eklampsia dapat mempengaruhi plasenta bayi yang belum lahir dan mengurangi suplai oksigen dan makanan janin yang menyebabkan pertumbuhan lebih lambat di rahim, kelahiran prematur dan, dalam beberapa kasus, kematian.

Desakan tes tersedia secara nasional

Direktur pengobatan kehamilan dan persalinan di Rumah Sakit Royal Women Melbourne, Profesor Shaun Brennecke menggambarkan tes darah itu sebagai "langkah maju yang ditunggu-tunggu dan sangat penting". "Ini adalah tes dengan kemampuan memprediksi yang terbaik yang tersedia saat ini untuk memberitahu siapa yang akan dan siapa yang tidak akan mengembangkan pre-eklamsia selama tahap akhir kehamilan," katanya.

"Pre-eklampsia sudah ada di sepanjang sejarah manusia dan bahkan saat ini di seluruh dunia pre-eklampsia telah menjadi salah satu penyebab utama kematian dan cacat pada ibu dan bayi dalam kaitannya dengan kehamilan."

Bayi Stephanie Micallef-Smith dan Jarrod Smith dilahirkan pada 26 minggu karena pre-eklampsia Photo: Stephanie Micallef-Smith dan Jarrod Smith mengatakan kelahiran prematur putri mereka adalah waktu yang menakutkan. (Disediakan: Rumah Sakit Royal Perempuan)

Tes darah sederhana ini dapat mengukur dua protein yang dilepaskan dari plasenta. Protein ini ditemukan pada tingkat abnormal pada wanita yang akan mengembangkan gangguan pre-eklampsia.

Hingga saat ini, belum ada tes prediktif yang dapat diandalkan untuk pre-eklampsia. "Di masa lalu kita harus menunggu sampai pre-eklamsia secara klinis jelas terjadi pada saat ibu sering sakit," kata Profesor Brennecke.

"Jika tes positif, kami dapat meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan kami dan kami juga dapat berada dalam posisi, diperingatkan terlebih dahulu dan karena itu dipaksa untuk memulai pengobatan yang dapat meningkatkan hasil untuk ibu dan bayi."

'Kondisi yang mengerikan'

Pre-eklamsia terbukti menjadi diagnosis yang menakutkan bagi Stephanie Micallef-Smith dan suaminya Jarrod Smith. Kondisi ini telah memaksa terjadinya kelahiran premature pada putri mereka, Ella, hanya pada usia kehamilan 26 minggu.

Stephanie Micallef-Smith mengatakan dia mengalami kehamilan normal sampai dia terbangun di suatu pagi dengan wajah bengkak, pergelangan kaki yang sangat bengkak dan sakit kepala yang parah - semua gejala klasik dari kondisi tersebut.

"Tiga orang dokter mendatangi saya dan mengatakan 'kami harus melakukan tindakan persalinan sekarang juga karena jika tidak kami akan kehilangan bayi atau Anda, jadi kami harus mengeluarkan bayi ini'," kata Stephanie Micallef-Smith.

"Saya shock. Saya diam membisu."

Ella lahir dengan berat hanya 780 gram dan menghabiskan beberapa bulan di bangsal perawatan intensif neonatal.

Stephanie Micallef-Smith, yang saat in tengah hamil 15 minggu dengan anak keduanya, telah menjalani tes darah baru itu dan hasilnya sejauh ini bagus. Dia akan menjalani tes ulang dalam beberapa minggu mendatang.

Stephanie Micallef-Smith berangan-angan seandainya saja tes darah itu sudah tersedia saat kehamilan pertamanya.

Ella Smith beratnya hanya 780 gram ketika dia lahir Photo: Orangtua Ella Smith berharap tes darah pre-eclampsia baru akan segera tersedia secara nasional. (Berita ABC)

"Jika kita bisa mengetahui kondisi pre-eklampsia sebelum waktu melahirkan tiba, kita bisa mengendalikannya," katanya. "Tapi kalau bayi yang dikandung sudah keluar kita tidak bisa berbuat apa-apa."

Dia juga berharap tes darah ini tersedia di seluruh Australia. "Perlu digulirkan ke rumah sakit lain, itu adalah penyakit yang mematikan yang tidak cukup banyak diketahui orang dan jika itu membuat Anda mati, wanita akan mati setiap hari."

Jarrod Smith mengatakan kelahiran putrinya adalah "waktu yang menakutkan". Tapi dia menggambarkan Ella, yang sekarang berusia 2 tahun, sebagai "pahlawan".

"Dia mengagumkan bagi kami tetapi [mengingat kelahirannya] yang cukup menguras emosi. Kami harus menunggu begitu lama sebelum kami bisa menyentuhnya, apalagi memeluknya."

Kedua orang tua ini mengaku mereka berharap tes darah baru akan tersedia secara nasional secepat mungkin.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-05-04/alat-tes-pre-eklampsia/9725892
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement