REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia mengumumkan digelarnya review terhadap cadangan bahan bakar negara ini di tengah kekhawatiran ketersediaan bahan bakar yang tinggal beberapa hari. Menteri Energy Josh Frydenberg mengumumkan review tersebut hari Senin (7/5).
"Peninjaun ini paling bijaksana dan tepat dilakukan untuk memastikan kita tidak terlena," katanya. Namun dia mengingatkan hal ini jangan ditafsirkan bahwa Australia memiliki masalah dalam keamanan cadangan bahan bakar.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull mendeskripsikan review ini sebagai pembenahan yang baik. Namun laporan Fairfax Media menyebutkan pasokan minyak mentah negara ini tinggal untuk 22 hari. Selain itu pasokan LPG tinggal 59 hari, bensin 20 hari, bahan bakar pesawat 19 hari dan pasokan solar tinggal untuk 21 hari.
Badan Energi Internasional berharap setiap negara menjaga pasokan bahan bakar mereka setidak untuk 90 hari. Namun untuk Australia pasokan tersebut secara keseluruhan kini kurang dari 50 hari.
"Peninjauan ini juga akan membantu menginformasikan rencana Australia untuk kembali mematuhi kewajiban penyimpanan darurat dari Badan Energi Internasional pada 2026," kata Frydenberg.
"Pasokan bahan bakar cair Australia semakin tergantung pada sumber dari luar negeri dan bergantung kekuatan pasar untuk mempertahankan keandalan dan keterjangkauan," tambahnya.
Review Keamanan Energi Nasional terakhir kali dilakukan Australia pada tahun 2011. Kini sebagian besar kebutuhan bahan bakar negara ini bergantung pada impor. Review diperkirakan selesai pada akhir tahun 2018.
AAP