Jumat 18 May 2018 00:18 WIB

Korsel Terus Lanjutkan Latihan Militer dengan AS

Latihan itu diklaim untuk mengasah kemampuan pilot, bukan manuver serangan

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Foto: EPA-EFE/KIM HEE-CHUL
Ilustrasi latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Meski mendapatkan protes keras dari Korea Utara (Korut), militer Korea Selatan (Korsel) tetap melakukan latihan dengan Amerika Serikat (AS). Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan latihan tetap berjalan seperti yang telah direncanakan.

"Latihan tetap berlangsung. Tidak ada perubahan terkait Korut dan AS," kata juru bicara kementerian mengatakan kepada Sputnik.

Kementerian mengklaim latihan tersebut dilakukan untuk mengasah kemampuan para pilot. Bukan untuk melakukan manuver serangan seperti yang dikhawatirkan.

Pernyataan itu muncul setelah reaksi yang dikeluarkan oleh Korut setelah mengetahui latihan militer yang dilakukan oleh Korsel dan AS kemarin. Akibatnya Pyongyang menunda pertemuan lanjutan dengan Seoul.

Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan, penundaan ini dikarenakan masih berlangsungnya latihan gabungan AS-Korsel. Kantor berita Korut, KCNA, mengatakan, latihan perang udara Max Thunder 2018 menentang deklarasi Panmunjom.

Deklarasi Panmunjom ditandatangani bulan lalu antara kedua Korea, di mana dalam perjanjian itu keduanya setuju untuk menghentikan semua tindakan bermusuhan satu sama lain. Namun ada dugaan latihan tersebut merupakan manuver yang disengaja.

Sebelumnya dua Korea merencanakan pertemuan lanjutan terkait perdamaian di Semenanjung Korea. Tetapi hal itu mendadak dibatalkan menyusul adanya ucapan pejabat AS mengenai denuklirisasi dan latihan militer yang dilakukan oleh Korsel dan AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement