Rabu 23 May 2018 01:01 WIB

Wapres AS Ingatkan Kim Jong-un Terkait KTT Kedua Negara

Peringatan diberikan menyusul rencana pertemuan AS dengan Korut, pada Juni mendatang

Rep: Rizkyan Adhiyuda/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence.
Foto: REUTERS/Joshua Roberts
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence memberikan peringatan kepada Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong-un agar tidak mempermainkan Presiden Donald Trump. Peringatan diberikan menyusul rencana pertemuan AS dengan Korut, pada Juni mendatang.

"Langkah itu akan menjadi sebuah kesalahan besar yang dilakukan pemimpin tertinggi Korut," kata Mike Pence kepada Fox News seperti dilansir laman BBC, Selasa (22/5).

Pence menjamin, niatan Trump terkait pertemuan itu tidak perlu diragukan. Dia mengatakan, Turmp tidak akan berpaling dari pertemuan tingkat tinggi yang akan dihelat pada 12 Juni nanti.

"Saya kira Trump tidak memikirkan tentang relasi kedua negara, tapi dia berpikir tentang perdamaian," kata Mike Pence.

Pemerintan Korut sebelumnya bereaksi keras atas anaman AS terkait niatan penarikan diri mereka dari KTT tersebut. Penasehat Keamanan Negara Trump, John Bolton mengatakan, Korut akan mengalami nasib serupa dengan Libya terkait proses denuklirisasi.

Di lain sisi, Pemerintah Korut mengundang jurnalis internasional guna menyaksikan pembongkaran fasilitas uji nuklir Pyongyang. Korut mengundang dua lusin jurnalis dari dunia Barat dan Cina.

Pembongkaran akan dilakukan pada 23 dan 25 Mei besok waktu setempat. AS sebelumnya telah meminta penutupan permanen secara menyeluruh dan dapat diperiksa dan dpertanggung jawabkan sepenuhnya fasilitas nuklir tersebut.

Diruntuhkannya fasilitas uji nuklir merupakan kesepakatan bersama yang dicapai selama berblan-bulan guna meredakan tensi antara Korut-Korea Selatan (Korsel)-AS. Niatan Kim yang ingin menarik diri dari KTT menyusul latihan militer gabungan Korsel-AS dinilai menghambat diplomasi ketiga negara.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement