Kamis 07 Jun 2018 21:09 WIB

NATO Tolak Klaim Qatar yang akan Gabung Aliansinya

Menteri Pertahanan Qatar akan jadi bagian dari pertemuan dua hari di Afghanistan

Rep: Crystal Liestya Purnama/ Red: Bilal Ramadhan
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg
Foto: EPA
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pejabat NATO mengaku terkejut dengan pernyataan Menteri Pertahanan Qatar Khalid bin Mohammed al-Attiyah. Ia mengatakan bahwa ambisi jangka panjang Qatar adalah bergabung dengan NATO.

Pejabat dari Eropa yang menolak untuk disebutkan namanya itu memberikan komentarnya melalui surel ke Asharq Alawsat. Dia mengatakan bahwa hanya negara-negara tertentu saja yang bisa bergabung dengan aliansi yang bermarkas di Brussels, Belgia. Itu sesuai dengan Pasal 10 Perjanjian Washington.

Pejabat itu mengatakan bahwa pada bulan Maret, Sekjen NATO Jens Stoltenberg bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani di Brussels. Namun dikatakan pertemuan mereka hanya untuk membahas situasi keamanan di wilayah tersebut.

"Pejabat pertahanan NATO akan mengadakan pertemuan dua hari di Afghanistan pada hari Kamis," katanya.

Dia menambahkan bahwa menteri pertahanan Qatar akan menjadi bagian dari pertemuan itu. Hal itu karena negaranya telah memungkinkan NATO untuk menggunakan salah satu pangkalannya untuk memfasilitasi operasinya di Afghanistan.

Attiyah telah mengatakan klaimnya dalam sambutannya kepada pers. Qatar adalah mitra NATO yang berharga dan sudah lama. Menteri Pertahanan itu mengatakan Qatar ingin menjadi anggota penuh NATO.

"Mengenai keanggotaan, kami adalah sekutu utama dari luar NATO. Ambisi kami adalah keanggotaan penuh jika kemitraan kami dengan NATO berkembang dan visi kami jelas," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement