Selasa 12 Jun 2018 15:12 WIB

Dapat Suvenir, Jurnalis Peliput Trump-Kim Khawatir Diretas

Kekhawatiran tersebut dimaklumi para pakar keamanan siber.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un akhirnya bertemu pada Selasa (12/6) siang. Pertemuan bersejarah ini menyedot tak kurang dari 2.500 jurnalis dari seluruh dunia untuk meliput.

Sebagaimana acara-acara resmi pada umumnya, penyelenggara memberikan goody bag kepada jurnalis yang berisi suvenir. Salah satu isi goody bag tersebut adalah USB fan atau kipas USB berwarna biru.

Namun alih-alih dimanfaatkan untuk mengusir hawa panas, seruan membuang kipas itu malah menggema di kalangan wartawan. Alasan yang dikemukakan cukup mendasar, mereka khawatir menjadi korban peretasan ketika USB fan itu dicolokkan ke perangkat masing-masing.

Dilansir di Mashable, seruan untuk membuang suvenir itu juga disuarakan di Twitter. "Jadi, umm...pertemuan para jurnalis. Jangan tancapkan ini. Jangan menyimpannya. Buang di tempat sampah umum atau berikan kepada tetanggamu yang seorang peneliti keamanan. Hubungi departemen ilmu komputer dan donasikan untuk latihan di kelas. Aku dengan senang hati mengambil satu milikmu," tulis akun Barton Gellman di Twitter.

Kekhawatiran tersebut dimaklumi para pakar keamanan siber. "Tentu saja suvenir itu bisa memiliki risiko keamanan. USB adalah salah satu perangkat yang bisa dihubungkan dengan komputer dan juga bisa menukar data atau menyedot daya untuk dioperasikan. Masalahnya adalah sudah ada kejadian di mana USB dimanfaatkan sebagai sarana menyebarkan virus jahat. Tidak ada sistem keamanan yang disematkan pada USB fan. Jika aku menerima suvenir kipas itu, aku juga tidak akan menggunakannya di perangkatku," kata Matthew Warren, profesor bidang keamanan siber di Universitas Deakin Australia.

Sebelumnya, peneliti keamanan siber Karsten Nohl dan Jakob Lell pernah mendemonstrasikan malware yang mereka bangun dalam acara Black Hat Conference 2014. Malware tersebut dinamai BadUSB.

Malware itu diinstal ke dalam USB drive dan bukan di flash memory storage sehingga keberadaannya tidak terdeteksi. Itu artinya, perangkat USB seperti USB fan juga bisa digunakan sebagai jembatan untuk menyebarkan malware.

"Sekali ditancapkan, malware bisa mengambil alih PC, mengubah data-data yang ada di stik memori tanpa terlihat, atau bahkan mengalihkan jurusan trafik internet," demikian ditulis Wired.

Baca juga: Trump dan Kim Tandatangani Dokumen Pelucutan Nuklir

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement