REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Penyelidik Malaysia terkait skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB) berencana melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (AS). Mereka akan bertemu dengan para pejabat AS di Washington.
Menurut seorang narasumber, kunjungan itu, termasuk diskusi dengan para pejabat Departemen Kehakiman AS, direncanakan sebelum akhir Juli. Pejabat Malaysia bisa diwakili oleh Komisi Anti Korupsi Malaysia, yang memimpin penyelidikan lokal. Pejabat dari kantor jaksa agung Malaysia juga dapat menjadi bagian dari tim yang melakukan perjalanan tersebut.
Seorang juru bicara untuk Biro Investigasi Federal, yang berpartisipasi dalam penyelidikan AS terkait 1MDB, menolak memberikan komentar. Kunjungan yang direncanakan oleh pejabat Malaysia ke AS mencerminkan kerja sama multi-negara yang semakin meningkat. Peningkatan hubungan tersebut terjadi setelah kekalahan Najib Razak pada pemilu Mei lalu.
1MDB yang didirikan oleh Najib, tengah menjadi fokus investigasi pencucian uang di setidaknya enam negara, termasuk Amerika Serikat, Swiss, dan Singapura. Departemen Kehakiman AS menyebut sekitar 4,5 miliar dolar AS telah disalahgunakan dari 1MDB oleh pejabat tingkat tinggi.
Pada Senin (10/7), Wall Street Journal melaporkan bahwa Tim Leissner, mantan bankir Goldman Sachs Group Inc, telah berbicara dengan jaksa AS tentang kemungkinan dakwaan bersalah atas tuduhan terkait dengan 1MDB. Pengacara AS untuk Leissner menolak berkomentar di Journal.
Jaksa federal di Brooklyn, New York, juga telah melakukan investigasi kriminal ke 1MDB. Penuntut federal di Los Angeles telah mengajukan litigasi perdata yang berusaha memulihkan aset 1MDB.