Jumat 03 Aug 2018 15:39 WIB

AS dan Turki Selesaikan Konflik Lewat Dialog

AS dan Turki berkonflik atas sanksi dua menteri dan Suriah.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Bendera Turki di jembatan Martir, Turki
Foto: AP
Bendera Turki di jembatan Martir, Turki

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, menyepakati pertemuan di Singapura pada Jumat (3/8). Departemen Luar Negeri AS mengatakan kedua pejabat sedang berusaha untuk menyelesaikan masalah antara kedua negara.

Washington telah menjatuhkan sanksi terhadap dua menteri Turki atas pengadilan pastor AS Andrew Brunson. Brunson dituduh mendukung terorisme. Namun, Turki mengatakan sanksi yang diberikan AS tidak dapat diterima.

Pompeo bertemu Cavusoglu di sela-sela pertemuan para menteri regional di Singapura. "Mereka berbicara tentang sejumlah masalah, dan memiliki percakapan konstruktif. Mereka setuju untuk terus mencoba menyelesaikan masalah antara kedua negara kami," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert.

Cavusoglu mengatakan dia mengulangi pesan Turki bahwa ancaman dan sanksi tidak akan menghasilkan kesepakatan apapun. Kedua pejabat tersebut akan menentukan langkah-langkah dalam menyelesaikan konflik saat tiba di negara masing-masing.

"Itu adalah pertemuan yang sangat konstruktif. Tentu saja Anda tidak dapat mengharapkan semua masalah diselesaikan dalam satu pertemuan. Tetapi kami telah sepakat untuk bekerja sama dan menjaga dialog dalam periode mendatang," katanya dalam pernyataan yang disiarkan oleh media Turki.

Pompeo mengatakan AS telah memberi tahu Turki agar segera membebaskan Pastor Brunson. "Saya berharap mereka akan melihat ini apa adanya, bahwa kami sangat serius tentang sanksi. Kami menganggap ini salah satu dari sekian banyak masalah  dengan Turki," katanya.

Ia mengatakan Turki harus melepaskan semua warga AS yang ditahan, termasuk pastor Brunson. "Mereka telah menahan orang-orang ini untuk waktu yang lama. Mereka adalah orang-orang yang tidak bersalah. AS dan Turki akan bekerja untuk menemukan jalan lain dalam menyelesaikan ini," katanya.

AS juga sedang berupaya membebaskan tiga staf kedutaan yang ditahan di Turki. Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi terhadap Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul dan Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu pada Rabu. Mereka dituduh memainkan peran utama dalam organisasi yang bertanggung jawab atas penangkapan dan penahanan Brunson. Brunson merupakan seorang Kristen evangelis yang telah tinggal di Turki selama lebih dari dua dekade.

Brunson didakwa mendukung kelompok Fethullah Gullen. Dia membantah tuduhan itu tetapi menghadapi tuntutan hingga 35 tahun penjara.

Dia dituduh membantu pendukung Fethullah Gulen, mendalangi upaya kudeta 2016 terhadap Erdogan di mana 250 orang tewas. Dia juga dituduh mendukung militan PKK. Gulen membantah tuduhan itu. Turki telah berusaha agar Gulen diekstradisi dari AS selama dua tahun.

Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak, yang juga menantu Erdogan, mengatakan sanksi itu tidak dapat diterima dan akan memiliki dampak terbatas pada ekonomi Turki. Kementerian Luar Negeri mengaku akan membalas terhadap tindakan bermusuhan yang dilakukan Washington.

Hubungan antara AS dan Turki mengalami ketegangan karena kasus Brunson. Ia ditahan selama 21 bulan di penjara Turki sampai ia dipindahkan ke tahanan rumah pekan lalu. Pada Selasa, pengadilan menolak permintaannya untuk dibebaskan secara penuh selama persidangannya atas tuduhan terorisme.

Sekutu NATO itu juga berselisih tentang perang Suriah. Kasus Brunson menjadi perhatian karena Presiden AS Donald Trump dan lebih khususnya Wakil Presiden Mike Pence, memiliki hubungan erat dengan komunitas Kristen evangelis. Pence telah mengikuti proses tersebut sejak Brunson ditangkap dan ditekan untuk melakukan tindakan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement