Rabu 15 Aug 2018 23:02 WIB

Palestina Berterima Kasih Indonesia Bebaskan Tarif Impor

Pembebasan tarif impor dinilai akan membuat Palestina bersemangat berdagang dengan RI

Red: Nur Aini
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) dan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun (kiri) menyampaikan keterangan pers usai penandatanganan Nota Kesepahaman terkait pengaturan bea masuk kurma dan minyak zaitun Palestina ke Indonesia di Jakarta, Senin (6/8).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) dan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun (kiri) menyampaikan keterangan pers usai penandatanganan Nota Kesepahaman terkait pengaturan bea masuk kurma dan minyak zaitun Palestina ke Indonesia di Jakarta, Senin (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasihat Presiden Palestina untuk Masalah Keagamaan Mahmoud Al Habbash mengapresiasi kebijakan pemerintah Indonesia yang akan membebaskan tarif impor untuk produk-produk Palestina. Palestina selama ini lebih mudah untuk impor daripada ekspor.

"Palestina berterima kasih kepada pemerintah Indonesia untuk menghapuskan pajak impor bagi produk Palestina dan ini akan membuat kami lebih bersemangat untuk berdagang dengan Indonesia," kata dia dalam koferensi pers di Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Rabu (15/8).

Ia mengakui sebagian kalangan khawatir pembebasan tarif akan dimanfaatkan Israel untuk mengekspor produk-produknya ke Indonesia. Menurut Al Habbash, hal itu wajar karena faktanya saat ini Palestina dicaplok Israel.

"Untuk kita pahami kondisi di Palestina memang sulit disebabkan pendudukan Israel yang memberikan dampak pada semua hal di pemerintahan, tapi pemeintah Palestina terus berupaya agar perdagangan menjadi lebih mudah," kata dia.

Al Habbbash pun mengakui bahwa hingga saat ini Palestina lebih mudah untuk impor daripada ekspor. Namun, pemerintah Palestina akan mencari jalan agar pengusaha Palestina dapat memanfaatkan insentif yang ditawarkan Indonesia tersebut.

Pemerintah Indonesia berencana memberlakukan tarif nol persen untuk produk minyak zaitun dan kurma Palestina. Aturan itu akan mulai efektif pada September 2018. Melalui insentif tersebut, pemerintah memperkirakan impor kurma dari Palestina akan tumbuh sekitar 11,62 persen dalam kurun waktu satu tahun, bila Palestina dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Di sisi lain, Palestina juga mengharapkan lebih banyak wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Palestina dengan memanfaatkan perjalanan umrah dan haji bagi Muslim, serta ziarah bagi umat Kristen. "Kami berupaya menguatkan kerja sama antara Palestina dan Indonesia dalam pariwisata, kehadiran lebih banyak turis Indonesia, baik Muslim maupun Kristen, siapa saja, akan menumbuhkan ekonomi rakyat Palestina," kata dia.

Data Kedutaan Besar Palestina di Jakarta menyebutkan sekitar 70 ribu turis Indonesia mengunjungi Al Quds Al Sharif atau Yerusalem pada 2017.

Sementara itu, Israel mengizinkan barang-barang komersial kembali ke Jalur Gaza pada Rabu (15/8) setelah blokade jalur penyeberangan selama sebulan. Akan tetapi, Israel tetap melarang ban dan balon masuk Gaza.

Di jalur Kerem Shalom, kiriman buah-buahan dan sayuran, bahan bakar, dan bahan konstruksi masuk ke Gaza pada Rabu pagi. Israel mengumumkan pada Selasa (14/8) bahwa mereka akan mencabut larangan barang-barang komersial yang diberlakukan pada 9 Juli lalu. Larangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas peluncuran balon-balon pembakar dari warga Palestina di seberang perbatasan. Menurut Israel, insiden itu telah membakar lahan pertanian dan hutan di Israel selatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement