Sabtu 01 Sep 2018 03:00 WIB

Jerman Tambah Pendanaan untuk Palestina yang Dipangkas AS

Jerman sebelumnya menyediakan bantuan 81 juta euro untuk pengungsi Palestina

Seorang anak kecil berdiri di balik timbunan karung bantuan pangan UNRWA. (ilustrasi)
Foto: www.kawther.info
Seorang anak kecil berdiri di balik timbunan karung bantuan pangan UNRWA. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemerintah Jerman berjanji meningkatkan pendanaan dalam jumlah cukup besar bagi badan Perserikatan Bangsa-bangsa pembantu pengungsi Palestina, United National Relief and Works Agency (UNRWA). Sebelumnya Amerika Serikat (AS) telah memangkas jumlah bantuannya ke UNRWA.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan bahaya pendanaan bagi UNRWA memunculkan ketidakpastian. "Kehilangan dana, yang dialami organisasi itu, bisa menimbulkan dampak berantai, yang tidak terkendali," katanya, Jumat (31/8).

Jerman sebelumnya menyediakan bantuan 81 juta euro (sekitar Rp1,39 triliun) untuk UNWRA pada tahun ini, katanya, dan menyiapkan tambahan sumbangan. Ia tidak menyebutkan angkanya. "Kami sedang menyiapkan diri untuk memberikan dana tambahan dalam jumlah berarti," kata Maas dalam surat kepada menteri luar negeri negara Uni Eropa.

Maas mengatakan dana tambahan dari Jerman itu jelas tidak akan menutup defisit 217 juta dolar AS (sekitar Rp 3,2 triliun) yang disebabkan pemutusan sumbangan oleh AS. Ia mendesak Uni Eropa dan negara-negara lainnya untuk mengupayakan "landasan keuangan yang berkelanjutan bagi organisasi tersebut".

Mengambil sikap lebih tegas di tengah perbedaan pendapat dengan Amerika Serikat adalah bagian dari tekanan lebih luas, yang dijalankan Maas. Ketidaksepakatan dengan AS itu menyangkut berbagai masalah, termasuk perdagangan, pembelanjaan militer serta perubahan iklim.

Yordania mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya akan memimpin gerakan penggalangan dana guna membantu UNRWA supaya dapat bertahan, termasuk dengan mengajukan permohonan kepada Liga Arab.

UNRWA telah menghadapi krisis dana tunai sejak AS, yang sebelumnya sekian lama merupakan penyumbang terbesar, memangkas sumbangannya awal tahun ini. AS beralasan bahwa badan PBB itu perlu melakukan reformasi, yang tidak disebutkan secara spesifik, dan mengimbau Palestina untuk memperbarui perundingan perdamaian dengan Israel.

UNRWA dibentuk pada 1949 pascaperang pertama Arab-Israel, setelah pengungsian besar-besaran yang melibatkan 700 ribu orang. Mereka pergi atau terusir dari Israel saat wilayah itu berupaya memunculkan diri sebagai sebuah negara.

UNRWA mengurusi lebih dari lima juta orang di Yordania, Lebanon, Suriah dan wilayah Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement