Selasa 04 Sep 2018 10:41 WIB

Politikus Israel Merasa 'Mual' dengan Kehadiran Duterte

Duterte digambarkan sebagai pendukung Hitler yang membantai Yahudi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: AP Photo/Aaron Favila
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kedatangan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Israel menuai banyak kritikan.  Ini mengingat, Duterte pernah membuat pernyataan yang menyinggung kaum Yahudi terkait dengan holokus rezim Hitler.

Salah satunya komentar pedas ke Duterte datang dari Ketua Komisi Luar Negeri dan Pertahanan, Knesset Avi Ditcher. Menurutnya, ia harus menelan 'pil mual' untuk menerima kedatangan pemimpin Filipina itu. Dithce menyebut Duterte sebagai pendukung Hitler.

"Akan lebih nyaman menerima seorang presiden di sini yang tidak membuat komentar seperti yang kami dengar, dan mungkin kami harus menelan pil agar tak mual karena menerimanya," ujar Dichter melalui radio Kan Bet seperti dikutip laman Russia Today, Selasa (4/9).

Presiden Duterte tiba di Israel pada Ahad (2/9) waktu setempat dalam kunjungan selama empat hari ke depan. Ia melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (3/9).

Baca juga, Duterte Buat Marah Orang Yahudi.

Sebelumnya, Duterte pernah membuat marah orang Yahudi. Ia pun seakan menyamakan pemberantasan bandar Narkoba seperti tindakan Adolf Hitler yang telah membunuh jutaan orang Yahudi. "Ada tiga juta pecandu narkoba (di Filipina) Aku akan senang untuk membantai mereka,"ujarnya

Orang nomor satu di Filipina ini, menurut Ditcher terkenal buruk karena membual tentang politisi dan institusi tingkat tinggi dan bahkan berani menunjuk ke seluruh Uni Eropa. "Bagaimanapun juga dia ada di sini, dan kami tidak bisa mengabaikannya," ujar Ditcher.

Selain Ditcher, politisi sayap kiri mengatakan, Netanyahu bersedia menerima seorang pemimpin tidak sah yang bangga dalam membantai warganya dan melanggar hak asasi manusia. "Mengapa?" ujar Tamar Zandberg, kepala partai kiri Meretz, dalam tulisan di Facebook.

Surat kabar Israel Haaretz menerbitkan editorial yang bertajuk 'Seorang Pengagum Hitler di Yad Vashem' - peringatan resmi Israel untuk para korban Holokus.

Meskipun ada keengganan para politisi untuk menyambut Duterte, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambutnya dengan tangan terbuka.

"Bapak. Presiden, kami ingat teman-teman kita. Dan persahabatan itu telah berkembang selama bertahun-tahun, dan terutama selama beberapa tahun terakhir," kata Netanyahu dalam pidato menjelang pertemuan kedua pemimpin pada hari Senin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement