Senin 01 Oct 2018 09:57 WIB

Senat Rusia: Blokade AS Sama dengan Perang

Upaya AS menekan Rusia dinilai tak akan berhasil.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Kapal induk Amerika Serikat USS Carl Vinson saat berada di pangkalannya San Diego, Kalifornia.
Foto: REUTERS/Mike Blake
Kapal induk Amerika Serikat USS Carl Vinson saat berada di pangkalannya San Diego, Kalifornia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) Ryan Zinke mengaku dapat menggunakan Angkatan Laut AS guna memblokir perdagangan energi Rusia dengan pasar Timur Tengah. Namun, hal itu dinilai Rusia sebagai deklarasi perang baru di antara kedua negara.

"Blokade AS terhadap Angkatan Laut (AL) Rusia akan sama dengan deklarasi perang di bawah hukum internasional," ujar Kepala Komite Kebijakan Inormasi Senat Rusia, Aleksey Pushkov seperti dikutip laman Russia Today, Senin (1/10).

Pushkov menyebut komentar Mendagri AS mengenai ekspansi perdagangan di balik keterlibatan Rusia di Suriah, adalah omong kosong belaka. "Tuduhan Rusia berpotensi memasok energi ke Timur Tengah, sangat tidak berdasar," ujarnya.

Puskhov menegaskan, Rusia tidak memasok energi apapun ke kawasan kaya minyak tersebut dan tidak pernah mengumumkan rencana untuk melakukan hal itu. Senator asal Rusia itu menilai komentar Zinke sama dengan klaim Sarah Palin yang merasa pantas berbicara menyoal Rusia.

Sementara itu, anggota Komite Pertahanan dan Keamanan Senat Rusia, Franz Klintsevich mengatakan, upaya-upaya untuk menekan Moskow, tidak akan berhasil. Mereka yang memiliki masalah besar dengan Rusia harus terlebih dulu dengan jelas memahami masalah yang ada.

"Komentar Zinke sangat mengganggu dan tidak menyenangkan bagi mitra kami yang menggunakan ancaman, sanksi dan tindakan tidak ramah itu, dari pada membahas isu-isu internasional yang mendesak," ujar anggota Komite Urusan Internasional Negara Duma, Anton Morozov.

Baca juga, Rusia Siapkan Pembalasan Sanksi AS. 

Rusia menilai Washington terganggu oleh perdagangan internasional Moskow. Pemerintahan Donald Trump berusaha menggantikan Rusia sebagai pemasok gas Eropa dengan meningkatkan ekspor gas alam cairnya. Meski pada kenyataannya gas Rusia jauh lebh bersaing karena pilihan harga yang lebih murah untuk Eropa.

Para pejabat AS, termasuk Presiden Donald Trump sendiri, telah berulang kali menekan Jerman untuk menarik diri dari proyek pipa Nord Stream 2 yang dinilai "tidak sesuai". Sementara Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa itu adalah proyek ekonomi murni.

Tidak hanya energi, AS juga mengancam akan memberlakukan sanksi pada negara-negara yang membeli senjata dari Rusia. Baru-baru ini, India membeli kapal frigat Rusia dan sistem pertahanan udara dan dikecam AS.

Turki yang juga membeli persenjataan Rusia, menentang ancaman dari AS dan menegaskan, tidak perlu izin siapa pun untuk membeli sistem rudal S-400 Rusia. Bahkan sekutu dekat AS, Arab Saudi kini dalam pembicaraan dengan Rusia untuk membeli sitem pertahanan yang sama.

Jerman sudah berulang kali mengecam upaya AS yang menghambat perdagangan Rusia dengan berbagai dalih sebagai persaingan tidak sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement