Senin 01 Oct 2018 18:44 WIB

Nobel Bidang Kedokteran Diberikan kepada Peneliti Kanker

James Allison dan Tasuku Honjo memanfaatkan sistem kekebalan tubuh melawan kanker.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Peneliti dari Amerika James Allison dan Jepang Tasuku Honjo mendapat penghargaan Nobel 2018 di bidang kedokteran.
Foto: Fredrik Sandberg/TT via AP
Peneliti dari Amerika James Allison dan Jepang Tasuku Honjo mendapat penghargaan Nobel 2018 di bidang kedokteran.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Peneliti dari Amerika James Allison dan Jepang Tasuku Honjo mendapat penghargaan Nobel 2018 di bidang kedokteran. Kedua profesor tersebut meraih penghargaan ini atas jasa mereka menemukan pendekatan atau cara baru dalam memanfaatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker.

"Allison dan Honjo menunjukan bagaimana strategi yang berbeda untuk menghambat rem sistem kekebalan tubuh bisa digunakan untuk mengobati kanker," kata Majelis Nobel di Institut Karolinska Swedia, Senin (1/10).

Setiap tahunnya kedokteran menjadi bidang pertama yang diumumkan. Keduanya menerima hadiah uang sebesar 9 juta crown atau 1 juta dolar AS. Mereka mempelajari protein yang dihasilkan oleh sel-sel sistem kekebalan tubuh dan sel-sel kanker.

Allison, seorang profesor di Universitas Texas, Pusat Kanker Anderson, mempelajari protein berfungsi sebagai rem di dalam sistem kekebalan tubuh. Jika protein tersebut dilepaskan atau hilangkan sistem kekebalan tubuh dalam menyerang sel kanker bisa berkerja lebih cepat.

Honjo, profesor di Universitas Kyoto sejak tahun 1984, secara terpisah menemukan protein kedua dalam sel sistem kekebalan tubuh. Terungkap protein tersebut juga menjadi rem di sistem kekebalan tubuh tapi dengan mekanisme yang berbeda.   

"Penemuan yang sangat berpengaruh dari dua penerima Nobel adalah suatu tonggak dalam perjuangan kami melawan kanker," kata institut Nobel.

Penghargaan Nobel diberikan kepada mereka yang meraih prestasi di bidang sains, sastra, dan perdamaian sesuai dengan wasit penemu dinamit dan pengusaha Alfred Nobel. Penghargaan itu sudah digelar sejak 1901.

Tahun ini tidak ada penghargaan dalam bidang sastra. Hal itu karena salah satu anggota Akademi Sastra Nobel Jean-Claude Arnault dinyatakan bersalah atas tuduhan pemerkosaan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement