REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan perjanjian perdagangan baru antara AS, Meksiko dan Kanada yang menggantikan perjanjian lama, North American Free Trade Agreement atau perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara (NAFTA). Perjanjian baru ini dinilai sebagai perubahan terbesar dalam sejarah AS.
United States-Mexico-Canada Agreement atau Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA) merupakan nama baru NAFTA yang disepakati ketiga negara. Isi perjanjian itu mengatur hampir 1,2 triliun dolar AS dalam perdagangan.
"NAFTA adalah 'bencana', USMCA adalah hal baru yang merupakan kesepakatan perdagangan terbesar dalam sejarah AS," ujar Trump pada konferensi pers di Rose Garden Gedung Putih seperti dikutip laman AFP, Selasa (2/10).
Trump menilai perjanjian baru ini merupakan berita bersejarah bagi Amerika dan dunia. Trump berharap dapat menandatangani perjanjian itu pada akhir November mendatang bersama dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan pemimpinpin Meksiko Enrique Pena Nieto.
Trump mengakui ketegangan melonjak dengan Trudeau atas negosiasi NAFTA baru-baru ini. Namun, ia meyakinkan semua pihak bahwa mereka memiliki hubungan yang masih baik.
"Ada banyak ketegangan antara dia (Trudeau) dan saya dan lebih spesifik. Semuanya sudah berhasil. Kamu tahu kapan itu berakhir? Dia pria yang baik dan dia mencintai orang-orang Kanada," kata Trump.
Meskipun kesepakatan baru telah diumumkan, masih diperlukan persetujuan oleh anggota parlemen pada ketiga negara untuk memberlakukannya. "Partai Republik menyukainya, industri menyukainya, negara kami menyukainya. Jika adil, itu akan berlalu dengan mudah. Ini sangat penting," katanya.
Kesepakatan perdagangan baru muncul setelah lebih dari satu tahun negosiasi sulit untuk mengubah pakta perdagangan yang kontinental selama 24 tahun, Trump pun melabeli-nya sebuah bencana. Pada akhirnya, baik Kanada dan AS mengakui beberapa alasan untuk mencapai kesepakatan yang mencakup wilayah 500 juta penduduk dan yang melakukan sekitar 1 triliun dolar AS dalam perdagangan selama setahun.
Menyoal kesepakatan baru ini, Trump menyatakan, melakukan bisnis dengan AS merupakan hak istimewa yang dimiliki sebuah negara. "Saya tidak berbicara tentang Meksiko, Kanada. Saya berbicara tentang semua orang," katanya.
Merujuk sikap agresif Trump terhadap Cina, pemimpin AS itu mengatakan, strateginya telah membuahkan hasil dan bahwa Cina memang menginginkan persoalan negara yang dibicarakan dengan sangat buruk.
Demikian juga, ia menyinggung India yang Trump gambarkan sebagai raja tarif. Membicarakan perdagangan dengan AS, kata dia, akan segera dilakukan.
Baca juga, Meksiko: Persetujuan Trilateral NAFTA akan Segera Tercapai