Sabtu 06 Oct 2018 14:17 WIB

Menlu AS Siap Bertemu dengan Kim Jong Un

Hubungan antara AS dan Korut yang selama ini bersebrangan perlahan mulai membaik.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo
Foto: Time
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo tiba di Ibu Kota Tokyo, Jepang, Sabtu (6/10). Ia dijadwalkan untuk bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe, sebelum menuju Korea Utara (Korut).

Pompeo djadwalkan untuk bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong Un di Ibu Kota Pyongyang. Keduanya disebut akan melanjutkan pembicaraan mengenai program nuklir dan rudal negara terisolasi itu.

“Saya optimistis bahwa kami akan datang jauh lebih dari itu dengan pemahaman yang lebih baik, kemajuan lebih dalam, tak hanya mempertemukan kembali kedua pemimpin, namun juga upaya untuk membangun jalan denuklirisasi,” ujar Pompeo dilansir Washington Post, Sabtu (6/10).

Korea Utara, Negara dengan Pemerintahan Terburuk di Dunia

Pompeo menekankan misi utama AS adalah mencapai kesepakatan dan bagaimana masing-masing pihak berupaya mendekati hal itu. Ia menyebutkan bahwa mengatur pertemuan lebih lanjut antara Presiden AS Donald Trump dan Kim Jon Un dapat dilaksanakan.

Hubungan antara AS dan Korut yang selama ini bersebrangan perlahan mulai membaik dengan adanya janji Korut untuk melakukan denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea, setelah pertemuan antara Trump dan Kim Jong-un berlangsung pada Juni lalu di Singapura. Namun, negosiasi bilateral antar kedua pihak mengenai isu itu mulai berjalan tidak lancar.

Salah satu penyebabnya disebut adalah karena Korea Utara belum mengambil langkah konkret ke arah tujuan itu. Hal ini kemudian meningkatkan keraguan tentang kesediaan Korut tentang kesediaan Kim Jong Un yang sebenarnya untuk melepaskan senjata nuklir negaranya.

Dalam pertemuan dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in, Kim Jong-un mengatakan bahwa negaranya siap untuk membongkar situs nuklir utama yang terletak di Yongbon secara permanen. Namun, hal ini hanya dapat dilakukan jika AS juga mengambil langkah yang sesuai untuk membangun kepercayaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement