REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying dengan tegas membantah tuduhan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence yang menyatakan Cina berupaya mempengaruhi pemilihan jeda AS pada 6 November mendatang. Hua mengatakan sangat konyol ketika perdagangan dan kerja sama Cina dengan perusahaan AS dianggap sebagai upaya intervensi.
"Cina selalu mengikuti prinsip nonintervensi pada urusan internal negara lain dan kami tidak tertarik ikut campur pemilihan umum dan urusan internal AS," kata Hua, seperti dilansir dari China Daily, Ahad (7/10).
Hua pun membalas pernyataan Pence tersebut. Hua mengatakan masyarakat internasional sudah mengetahui siapa sebenarnya yang selalu mengganggu kedaulatan, mengintervensi urusan internal dan mengesampingkan kepentingan negara lain.
Hua mengatakan tuduhan Pence tentang kebijakan domestik dan luar negeri Cina tersebut tidak mendasar. Hua mengatakan tuduhan tersebut sebagai fitnah.
Pernyataan tersebut, tambah Hua, juga mengaburkan mana yang benar dan mana yang salah. "Pihak Cina dengan tegas menentangnya," tambah Hua.
Tuduhan tersebut Pence ungkapkan saat berpidato di lembaga think-tank Gedung Putih, Hudson Institute. Pence mengatakan Cina tengah mencari cara untuk ikut campur dalam pemilu jeda AS sebagai balasan atas kebijakan tarif impor AS pada komoditas Cina.
Hua mengatakan kebijakan Cina atas hubungan mereka dengan AS konsisten dan jelas. "Kami berkomiten bergandengan tangan dengan AS untuk bekerjasama tanpa konflik, tanpa konfrontasi, saling-menghargai dan saling menguntungkan, kami mendesak AS untuk memperbaiki kesalahan mereka, berhenti menuduh dan memfitnah Cina dan melukai kepentingan Cina dan hubungan Cina-AS serta mengambil langkah konkret untuk menjaga hubungan Cina-AS yang sehat dan mantap," paparnya.
Dalam pidatonya tersebut Pence juga membanggakan investasi AS yang membuat perekonomian Cina bisa berkembang pesat seperti sekarang. "Sebagian kesuksesan itu didorong oleh investasi orang Amerika di Cina," kata Pence.
Hua pun membantah pernyataan sebelah pihak tersebut. Hua mengatakan perkembangan Cina karena kerja keras rakyat Cina dan kerja sama yang saling menguntungan dengan negara-negara lain di seluruh dunia.
Duta Besar Cina di AS, Cui Tiankai mengatakan Cina ingin mengakhiri perang dagang dengan AS. Tapi posisi AS dalam hal ini terus berubah. Sehingga, kata Cui, Cina tidak tahu prioritas AS dalam hubungan Cina-AS.
"Kami siap untuk membuat kesepakatan. Kami siap untuk membuat kompromi, tetapi itu membutuhkan itikad baik dari kedua belah pihak," kata Cui.
Cui mengatakan sampai saat ini tidak itkad baik dari AS untuk mengakhiri perang dagang. Menurut Cui, ia sudah menawarkan kerjasama untuk menurunkan defisit perdagangan AS. Ia juga telah mempresentasikan proposal yang akan sangat menguntungkan AS.
"Lalu saya pikir lebih dari satu kali kami membuat kesepakatan tentatif antara kedua tim, dan lalu dalam satu malam kesepakatan tentatif tersebut ditolak dan permintaan dari AS berubah, jadi ini sangat membingungkan dan membuatnya semakin sulit," kata Cui.
Cui juga membahas tentang teritorial Cina di Laut Cina Selatan yang kerap kali diganggu oleh AS. Cui mengatakan Cina memiliki kedaulatan di banyak pulau di Laut Cina Selatan. Cui menjelaskan ketika Perang Dunia II berakhir dengan bantuan kapal perang AS, banyak pulau di Laut Cina Selatan yang kembali direbut dari Jepang.
"Waktu itu kapal-kapal AS yang membawa pasukan Cina untuk merebut kembali pulau-pulau itu dari Jepang, jadi sudah lama kami memiliki kedaulatan atas pulau-pulau tersebut, tapi kami juga sadar ada beberapa perselisihan teritorial di sana," tambah Cui.
Cui menegaskan kini Cina siap berkerjasama dengan negara-negara lain untuk menegosiasikan solusi akhir perselisihan di Laut Cina Selatan. Meski ia pun sadar butuh waktu lama tapi Cina sudah berniat untuk menjaga stabilitas di perairan tersebut.
"Sebelum kami bisa menyelesaikan perselisihan teritorial, kami harus berkerjasama untuk bisa menjaga stabilitas, mencoba untuk terlibat dalam beberapa pembangunan sumber daya di sana, untuk tetap menjaga keseimbangan di kawasan, jadi saya harap AS bergabung dengan upaya kami ini, akan membantu dan tidak mencoba untuk menginterupsi proses menuju negosiasi yang damai," kata Cui.