REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte sempat diliputi kekhawatiran menantikan hasil tes kesehatan terbarunya. Pada Selasa (9/10), Kementerian Dalam Negeri Filipina mengumumkan, Presiden Rodrigo Duterte tidak menderita kanker. Hal itu disampaikan usai pemimpin negara itu menjalani rangkaian tes di rumah sakit swasta.
Sebelumnya, publik Filipina dihebohkan dan meminta konfirmasi pemerintah menyoal kesehatan Presiden yang berusia 73 tahun itu. Pasalnya, Duterte telah melewatkan dua acara resmi kenegaraan pekan lalu.
Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano akhirnya mengonfirmasi bahwa Duterte dalam keadan baik. "Beliau mengungkapkan kepada kami bahwa hasil tes kanker negatif, ada salah satu mereka ambil sampel dari ususnya," ujar Ano seperti dikutip laman Reuters, Selasa.
Ano mengatakan, Duterte menjelaskan kondisinya selama pertemuan kabinet pada Senin malam. Pertemuan tersebut semestinya terjadi pada Rabu pekan lalu. Namun presiden melakukan kunjungan mendadak ke rumah sakit setelah dokter memintanya untuk mengulang memeriksa kesehatannya.
Di bawah konstitusi Filipina menyebutkan, publik harus menyadari kondisi kesehatan presidennya. Apabila pemimpin negara wafat saat bertugas, cacat permanen, atau diturunkan melalu pemakzulan, maka wakil presiden yang memegang kendali negara selama tahun yang tersisa.
Baca juga, Duterte: Filipina Lebih Baik Dipimpin Diktator.
Sebelumya, Duterte mengatakan, sudah menjalani edoskopi dan kolonskopi tiga pekan yang lalu. Namun, usai diketahui tidak hadir dalam acara resmi pekan lalu, Duterte menjalani tes serupa pada pekan lalu. "Saya tidak tahu bagaimana kondisi saya sekarang, saya pun menantinya. Tapi saya akan bilang jika itu kanker, maka memang itu kanker," ujar Duterte.
Presiden Duterte kerap menyatakan mengalami migrain setiap harinya, termasuk penyakit Buerger. Penyakit dengan nama lain tromboangitis obliterans merupakan penyakit yang memengaruhi pembuluh darah dan arteri anggota badan. Biasanya disebabkan kebiasaan merokok.
Pada 2016, dia mengaku biasa mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, fenantil, sebab menderita cedera tulang belakang akibat kecelakaan sepeda motor.