Rabu 31 Oct 2018 14:48 WIB

Washington Post Tuntut Sanksi untuk Pembunuh Khashoggi

Kongres AS didesak menjatuhkan sanksi kepada pihak yang bertanggung jawab.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Gambar ini diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada Ahad (21/10/2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi melewati pemeriksaan sebelum menuju Konsulat Saudi, di Istanbul, sebelum masuk, Selasa (2/10/2018).
Foto: CCTV / TRT Dunia melalui AP
Gambar ini diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada Ahad (21/10/2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi melewati pemeriksaan sebelum menuju Konsulat Saudi, di Istanbul, sebelum masuk, Selasa (2/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Washington Post masih menunggu jawaban atas pembunuhan kontributornya, Jamal Khashoggi. Media itu mendesak Kongres Amerika Serikat (AS) untuk menjatuhkan sanksi kepada pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu.

Dilansir Anadolu, Rabu (31/10), Khashoggi, seorang wartawan dan kolumnis Washington Post, hilang setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

Setelah beberapa pekan membantah mengetahui keberadaan Khashoggi, para pejabat Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi tewas akibat perkelahian di dalam gedung konsulat.

Dalam sebuah editorial, dewan redaksi Washington Post mengatakan, apa yang terjadi pada tubuh Khashoggi masih "dirahasiakan". Media itu menyalahkan Pemerintah Saudi dan kaki tangan dalam pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang tetap diam dan tidak memberikan klarifikasi tentang pembunuhan itu. Dikatakan bahwa orang-orang di belakang pembunuhan itu berharap tuntutan untuk akuntabilitas akan memudar.

Menurut pejabat Turki, Khashoggi diserang saat dia memasuki konsulat, jari-jarinya putus. Dia disuntik dengan obat sebelum dimutilasi oleh seorang spesialis autopsi yang tiba di Istanbul dengan gergaji tulang.

"Apa yang belum diketahui oleh Turki telah disuarakan secara terbuka oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan: Di mana tubuh Khashoggi? Dan, siapa yang memerintahkan dan mengawasi operasi yang mengerikan ini?" tulis Washington Post.

"Orang-orang Saudi tahu jawaban untuk kedua pertanyaan itu, dan Trump mungkin juga. Para ahli di Arab Saudi hampir sepakat mengatakan bahwa misi yang berani seperti itu pasti sudah diketahui, dan kemungkinan besar diperintahkan, oleh kerajaan dan penguasa de facto, Putra Mahkota Mohammed bin Salman," katanya.

Dewan redaksi mengatakan, Kongres harus memanggil Direktur CIA Gina Haspel yang berada di Turki pekan lalu dan memberi pengarahan kepada Trump, serta pejabat senior AS lainnya. Hal itu untuk menuntut penjelasan apa yang mereka ketahui tentang pembunuhan itu.

"Maka, harus mengambil tindakan tegas untuk menjatuhkan sanksi kepada mereka yang bertanggung jawab--termasuk, jika bukti yang ada menunjukkan kepadanya, Muhammad bin Salman--dan membahas kembali hubungan AS dengan Arab Saudi," kata dewan redaksi Washington Post.

Erdogan mengatakan, 18 orang yang ditangkap di Arab Saudi atas pembunuhan itu harus diekstradisi ke Turki untuk menghadapi persidangan. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan, kerajaan akan menyelesaikan tindakan hukum tersangka di Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement