Sabtu 03 Nov 2018 14:49 WIB

Iran: AS tak Miliki Kemampuan untuk Menekan Suatu Negara

Sanksi AS untuk Iran dimulai pada 4 November 2018.

Rep: Puti Almas/ Red: Friska Yolanda
Kilang minyak Iran.
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Kilang minyak Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kementerian Luar Negeri Iran mengeluarkan pernyataan terkait dengan sanksi terbaru dari Amerika Serikat (AS) yang akan berlaku pada Ahad (4/11) besok. Sanksi tersebut ditujukan untuk sektor minyak dan perbankan, yang disebut dilakukan sebagai upaya mengendalikan kegiatan pengembangan nuklir dan rudal Iran. 

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qassemi, AS telah mengambil sejumlah tindakan terhadap Teheran, di mana bertujuan untuk menekan ekonomi negara Timur Tengah itu. Meski demikian, Iran mengaku tak memiliki kekhawatiran atas berbagai upaya yang dilakukan oleh Washington tersebut. 

“Tidak ada ruang untuk memiliki kekhawatiran. Kami harus menunggu dan melihat bahwa AS tak akan dapat melakukan tindakan apapun terhadap bangsa Iran yang besar dan berani,” ujar Qassemi dilansir Sputnik, Sabtu (3/11). 

Menurut Qassemi, upaya yang dilakukan AS terhadap Iran melakukan hal yang sia-sia. Ia menilai Negeri Paman Sam sebenarnya tak memiliki kemampuan lebih untuk menempatkan negara-negara, serta perusahaan ekonomi global di bawah tekanan. 

Ia menambahkan bahwa sanksi AS terhadap Iran memiliki tujuan untuk menutupi kemunduran negara adidaya itu di sektor ekonomi. Selain itu, Qassemi mengatakan bahwa Iran mampu untuk menangani ekonomi dan memiliki sejumlah rencana untuk menangkis sanksi AS di berbagai sektor terhadap mereka. 

Saat ini, Iran juga terlibat dalam pembicaraan dan penandatanganan kesepakatan dengan sejumlah negara besar, yaitu Rusia, Prancis, Inggris, Cina, dan Jerman. Pembicaraan itu dilakukan untuk mempertahankan perjanjian internasional yang telah mereka miliki dan menemukan cara untuk menghindari sanksi AS saat Iran melakukan bisnis dengan negara-negara Eropa.

Baca juga, Rusia akan Lanjutkan Kerja Sama dengan Iran

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement