Kamis 08 Nov 2018 12:00 WIB

Sejarah Hari Ini: Hitler Selamat dari Ledakan Bom

Bom meledak setelah Hitler memberikan pidato dalam sebuah ritual tahunan.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Adolf Hitler
Foto: myfirstclasslife.com
Adolf Hitler

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pada 8 November 1939, dalam peringatan Beer Hall Putsch ke-16, sebuah bom meledak tepat setelah Adolf Hitler selesai memberikan pidato. Namun, dia tidak terluka.

Dilansir di History, peringatan tersebut merupakan ritual tahunan atas upaya kudeta 1923. Kudeta itu menandai perebutan kekuasaan pertama Hitler yang berakhir dengan penangkapannya dan penghancuran Partai Sosialis Nasionalnya.

Dalam peringatan itu, Hitler mengumpulkan para pengikutnya yang sama-sama memiliki visi tentang masa depan Tanah Air mereka. Dia berpidato di depan para anggota Old Guard Party, para murid, dan prajurit yang setia kepada Hitler dan partai fasisnya sejak awal berdiri.

Hanya 12 menit setelah Hitler meninggalkan aula, bersama dengan para pemimpin Nazi yang menemaninya, sebuah bom meledak. Tujuh orang tewas dan 63 lainnya luka-luka.

Keesokan harinya, surat kabar resmi Partai Nazi, Voelkischer Beobachter, menuduhkan upaya serangan itu pada agen rahasia Inggris, bahkan melibatkan Perdana Menteri Inggris Neville Chamberlain. Propaganda itu adalah upaya untuk membangkitkan kebencian terhadap Inggris dan mendorong orang-orang Jerman untuk mendukung perang.

Tetapi, anggota Partai Nazi tahu upaya pembunuhan itu kemungkinan besar adalah konspirasi anti-Nazi di militer Jerman. Dalam skema cerdik untuk mengalihkan kesalahan, Heinrich Himmler, kepala Gestapo (polisi rahasia resmi Nazi Jerman), mengirim bawahannya, Walter Schellenberg, ke Belanda untuk melakukan kontak dengan agen-agen intelijen Inggris.

Dalih pertemuan itu adalah untuk menjamin kepastian dari Inggris bahwa jika terjadi kudeta anti-Nazi, Inggris akan mendukung rezim baru. Para agen Inggris sangat ingin mendapatkan informasi tentang gerakan anti-Hitler yang muncul dalam militer Jerman.

Namun, Himmler menginginkan lebih dari sekadar pertemuan. Dia menginginkan agen Inggris itu sendiri. Jadi pada 9 November, tentara-tentara SS Nazi di Belanda diculik. Dengan bantuan Schellenberg, dua agen Inggris, Payne Best dan R.H. Stevens, memasukkan mereka ke Buick dan mengantar mereka menyeberangi perbatasan ke Jerman.

Himmler kemudian dengan bangga mengumumkan kepada publik Jerman bahwa dia telah menangkap konspirator Inggris. Orang yang menyimpan bom atas perintah mereka adalah Georg Elser, seorang komunis Jerman yang mencari nafkah sebagai seorang tukang kayu.

Meskipun tampaknya benar bahwa Elser memang menyimpan bom, siapa yang memerintahnya, intelijen militer Jerman atau Inggris, masih belum diketahui dengan jelas. Elser dibunuh oleh Gestapo pada 16 April 1945, sehingga dia tidak pernah bisa menceritakan kisahnya.

Hitler tidak berani mengambil risiko di pengadilan umum, karena ada terlalu banyak rahasia dalam cerita aslinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement