REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sedikitnya 10 orang tewas saat seorang pelaku bom bunuh diri menyerang alun-alun Pashtunistan di ibu kota Kabul, Afghanistan, pada Senin (12/11). Tolo News, situs berita berbasis di Kabul, melaporkan, korban merupakan demonstran yang sedang melakukan aksi protes terhadap ketidakamanan di negara itu.
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan telah mengonfirmasi korban tewas dan beberapa yang terluka dalam serangan itu. Gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan mayat-mayat tergeletak di jalan.
Ledakan itu terjadi setelah militan Taliban membunuh sejumlah pasukan keamanan di Provinsi Farah di barat dan Provinsi Ghazni di timur pada Ahad (11/11) malam. Sedikitnya 37 polisi tewas di Farah dan 20 anggota pasukan keamanan Afghanistan tewas di distrik Jaghuri, Ghazni.
Baca juga, Pertarungan di Afghanistan, Siapa Lawan Siapa?
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengaku bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan di Ghazni. Ia mengatakan, dalam sebuah pesan, kelompok bersenjata telah menguasai Distrik Malistan di Ghazni.
Militan Taliban telah meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan Afghanistan dan fasilitas pemerintah dalam beberapa bulan terakhir.
Sebuah badan pengawas AS, Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction (SIGAR), mengatakan, Pemerintah Afghanistan sedang berjuang untuk mengambil alih kontrol distrik yang dikuasai Taliban. Namun korban dari pasukan keamanan telah semakin banyak.
Aljazirah melaporkan, Pemerintah Afghanistan memiliki kontrol atas 65 persen populasi, tetapi hanya 55,5 persen dari 407 distrik di Afghanistan.