Senin 26 Nov 2018 14:22 WIB

Israel Kembali Tangkap Gubernur Palestina untuk Yerusalem

Israel tak memberi keterangan alasan penangkapan Adnan Ghaith.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga melintasi bangunan yang hancur akibat serangan Israel ke Kota Gaza, Rabu (12/11).
Foto: AP/Hatem Moussa
Warga melintasi bangunan yang hancur akibat serangan Israel ke Kota Gaza, Rabu (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pasukan Israel kembali menangkap gubernur Palestina untuk Yerusalem Adnan Ghaith. Ia ditangkap di rumahnya di lingkungan Silwan, Yerusalem, Ahad (25/11).

Sama seperti penangkapan sebelumnya, pasukan Israel tak memberi keterangan tentang alasan penangkapan dan penahanan Ghaith. Peristiwa itu tak pelak menyulut kecaman dari Otoritas Palestina.

"Penangkapan gubernur (Ghaith) adalah bagian dari kebijakan terus menerus (Israel), menargetkan kota yang diduduki, masyarakatnya, dan tempat-tempat suci," ujar juru bicara Otoritas Palestina Yousuf al-Mahmoud, dikutip laman Anadolu Agency.

Ia menuding Israel berusaha memaksakan hegemoni dan menciptakan kesan bahwa mereka memiliki kendali atas Yerusalem. Menurutnya, hal itu tak dapat dibiarkan. "Yerusalem merepresentasikan simbol eksistensi dan kelangsungan hidup di nurani Palestina, Arab, dan Islam," ujarnya.

Bulan lalu, Israel telah menangkap Adnan Ghaith dan direktur Badan Intelijen Umum Palestina Kolonel Jihad al-Faqih. Otoritas Israel tak memberi penjelasan tentang mengapa mereka ditangkap dan ditahan.

Sejumlah pejabat Palestina mengatakan, Ghaith dan al-Faqih ditangkap karena keduanya berupaya membuat penilaian serta mempublikasikan nama-nama yang terlibat dalam proses penjualan rumah untuk para pemukim Yahudi di lingkungan Muslim di Yerusalem.

Ghaith dan al-Faqih ditahan selama sekitar tiga hari. Setelah itu mereka dibebaskan. Pada Rabu (21/11), Israel menangkap anggota Dewan Legislatif Palestina Ahmad Attoun. Attoun ditangkap di kediamannya di kota Al-Bireh, Tepi Barat. Israel pun tak memberi penjelasan tentang alasan penangkapan Attoun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement