Selasa 27 Nov 2018 18:10 WIB

Bloger Kesehatan Palsu Tipu Netizen Terancam Masuk Penjara

Belle Gibson membuat klaim palsu sembuh dari kanker otak.

Red: Nur Aini
Sel kanker. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Sel kanker. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Seorang hakim Pengadilan Federal Australia telah memeringatkan seorang bloger kesehatan palsu bernama Belle Gibson. Bloger itu bisa masuk penjara jika tidak membayar 410 ribu dolar AS (atau setara Rp 4,1 miliar) karena menipu pelanggan dan melanggar hukum konsumen Australia.

 

Gibson membangun kerajaan media sosial dan meluncurkan buku serta aplikasi masak berjudul 'The Whole Pantry' dengan klaim bahwa ia sembuh dari kanker otaknya melalui terapi alternatif dan nutrisi yang baik. Ia kemudian mengungkapkan ia tak pernah memiliki penyakit.

Gibson juga telah membuat klaim palsu tentang menyumbangkan sebagian besar dari keuntungannya untuk amal. Ia juga mengklaim menyumbangkan kepada keluarga seorang anak laki-laki dengan tumor otak yang tak bisa dioperasi.

Pada September tahun lalu, ia diperintahkan untuk membayar denda sebesar 410 ribu (atau setara Rp 4,1 miliar) atas perilakunya yang menyesatkan dan menipu. Tapi lembaga Consumer Affairs Victoria (CAV) mengajukan tindakan hukum lebih lanjut ketika Gibson tidak membayar jumlah tersebut.

Pada Selasa (27/11), Pengadilan Federal mengeluarkan pemberitahuan hukuman yang memeringatkan Gibson jika ia gagal mematuhi perintah pengadilan. Ia "akan bertanggung jawab atas pemenjaraan, penyitaan properti, atau hukuman lainnya".

"Setiap orang lain yang tahu tentang perintah ini dan melakukan apapun yang membantu atau mengizinkan Anda melanggar persyaratan perintah ini mungkin dihukum serupa," ujarnya.

Gibson dan CAV memiliki hingga 11 Desember untuk menanggapi keputusan hari Selasa (27/11/2018), sebelum pemberitahuan hukuman bisa dikeluarkan. "Itu akan memberikan salah satu pihak, tetapi terutama Gibson, yang kepentingannya mungkin terlihat terpengaruh oleh kesimpulan yang disepakati, sebuah kesempatan untuk membuat pengajuan apapun tentang otoritas ini," kata Hakim Debra Mortimer.

"Jika Gibson ingin didengar lebih lanjut, ia harus mematuhi jadwal sidang pada kesempatan ini."

Pengacara Gibson, Andrew Tragardh, mengatakan kepada ABC bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk mengajukan keberatan. Pada Juli, CAV meminta Pengadilan Federal Australia memberikannya wewenang untuk mengadili Gibson karena menghina pengadilan, dengan menyatakan bahwa mereka khawatir ia akan menghindari pembayaran denda.

Mereka berpendapat itu berarti Gibson dianggap abai jika ia punya uang dan menolak membayar denda, atau menyembunyikan aset untuk membuatnya tampak bahwa ia tak punya uang. Pengadilan mengungkap, Gibson tidak akan abai jika ia tak bisa membayar denda.

Gibson tidak mengatakan kepada pengadilan mengapa ia gagal membayar denda. Kini, Hakim Mortimer mengkritik "sikap angkuh" Gibson terhadap sistem pengadilan.

"Gibson tampaknya tidak menghargai proses resmi apapun," kata Hakim Mortimer.

Meskipun menghasilkan 440.500 dolar AS (atau setara Rp 4,4 miliar) dari penjualan buku dan aplikasinya, seorang hakim mendapati bahwa ia hanya membuat tiga donasi dengan total 10.800 dolar AS ( atau setara Rp 100,8 juta). Ia didenda karena lima pelanggaran hukum konsumen Australia yang berbeda.

Hal itu meliputi 90 ribu dolar AS (atau setara Rp 900 juta) karena gagal menyumbangkan hasil dari penjualan aplikasi Whole Pantry, seperti yang diiklankan secara publik. Selain itu, 150 ribu dolar AS (atau setara Rp 1,5 miliar) karena gagal menyumbangkan 100 persen dari penjualan aplikasi satu minggu ke keluarga Joshua Schwarz, seorang anak lelaki yang memiliki tumor otak yang tak bisa dioperasi

Hakim Mortimer menggambarkan kegagalan untuk memberikan sumbangan kepada keluarga Schwarz sebagai "pelanggaran" yang paling serius terhadap hukum.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-11-27/menipu-blogger-kesehatan-palsu-ini-didenda-rp-41-m-dan-teranc/10560410
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement