Rabu 05 Dec 2018 07:31 WIB

Ancam Hizbullah, PM Israel: Mereka akan Bayar Mahal

Israel menuding Hizbullah menggali terowongan dari Libanon untuk tujuan teror

Rep: Muhyiddin/ Red: Nidia Zuraya
Tank tentara Israel tengah menyerang markas Hizbullah di Jalur Gaza
Tank tentara Israel tengah menyerang markas Hizbullah di Jalur Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan mengambil langkah tambahan untuk melindungi Israel dari upaya Hizbullah menyerang negara Yahudi, termasuk melakukan operasi rahasia. Hal ini disampaikan setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meluncurkan Operation Northern Shield (Operasi Perisai Utara) pada Selasa (4/12) kemarin.

Operasi tersebut diluncurkan untuk menghacurkan terowongan serangan lintas perbatasan yang dibangun oleh Hizbullah. Menurut dia, terowongan yang dibangun organisasi syiah tersebut telah melanggar kedaulatan Israel dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

"Siapa pun yang mencoba membahayakan Negara Israel akan membayar harga yang mahal," ujar Netanyahu seperti dilansir Timesofisrael, Rabu (5/12)

Sementara, Kementerian Luar Negeri di Yerusalem mengatakan bahwa Israel tidak mencari perang, tapi menyalahkan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan membantu Hizbullah membangun terowongan terornya.

"Hizbullah sedang menggali terowongan untuk tujuan teror dari Libanon ke Israel," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Menurut dia, tindakan-tindakan ini merupakan serangan berat terhadap kedaulatan Israel dan melanggar Resolusi PBB 1701, yang mengakhiri perang tahun 2006 dengan Hizbullah, dan pada 1559, yang menyerukan kepada Hizbullah untuk menghentikan aktivitas militan pada 2004.

“Israel sedang melakukan tindakan defensif di dalam wilayah kedaulatannya. Israel berhak membela diri dan tidak tertarik dengan eskalasi," kata pernyataan kementerian itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement