REPUBLIKA.CO.ID, HAMBURG -- Partai pengusung Kanselir Jerman Angela Merkel yaitu Partai Kristen Demokrat (CDU) menggelar pemungutan suara untuk memilih penggantinya sebagai ketua umum dan penerusnya sebagai kanselir. Kandidat terkuatnya adalah Annegret Kramp-Karrenbauer, seorang anak buah Merkel yang dianggap menjadi penerus Merkel dan Friedrich Merz.
Merz seorang yang pesaing Merkel yang mempertanyakan jaminan konstitusi suaka politik dan percaya Jerman sebagai perekonomian terbesar di Eropa harus lebih banyak berkontribusi kepada Uni Eropa. Pada Oktober lalu, Merkel sudah mengumumkan ia akan mengundurkan diri sebagai ketua partai.
Tapi ia tetap menjadi kanselir sebagai upaya mengatur cara bagaimana ia keluar dari pemerintahan. Setelah beberapa kebijakannya untuk membuka pintu kepada imigran yang melarikan diri dari perang di Timur Tengah membuat Jerman terpecah menjadi dua kelompok. Mereka yang mendukung kebijakan tersebut dengan yang tidak.
Ketua partai CDU akan dipilih oleh 1.001 delegasi yang melakukan pemungutan suara di Hamburg. Pemenangnya akan memimpin CDU dalam pemilihan federal pada Oktober 2021 mendatang.
Sebuah survei yang diadakan Infratest dimap untuk stasiun televisi ARD pada hari Kamis (6/12) lalu menunjukan 47 anggota CDU menjagokan Kramp-Karrenbauer. Sementara, 37 persen lainnya memilih Merz dan 12 persen mendukung Menteri Kesehatan Jens Spanh.
Merz, 63 tahun kalah dari Merkel dalam perebutan kekuasaan pada 2002 dan kembali ke politik setelah satu dekade sibuk di sektor bisnis. Ia didukung para anggota CDU yang muak dengan politik Merkel yang konsensual. Pada pekan ini, tokoh senior partai CDU Wolfgang Schaeuble menyatakan mendukung Merz.
"Saya yakin bahwa dengan Annegret Kramp-Karrenbauer kami memiliki kesempatan terbaik bagi CDU memenangkan pemilihan umum," kata Menteri Ekonomi Jerman dan juga sekutu Merkel, Peter Altmaier.
Altmaier yakin Kramp-Karrenbauer akan menjadi musuh paling berbahaya untuk partai kiri-moderat Sosial Demokrat dan partai Hijau. Kramp-Karrenbauer memiliki kartu truf dalam memenangkan pemilihan ini.
Ia pernah tercatat sebagai mantan perdana menteri negara bagian Saarland. Di mana ia berhasil memimpin koalisi dengan partai Hijau dan partai pro-bisnis Demokrat Bebas. Kemampuannya membangun aliansi politik sangat membantunya dalam menghadapi perpolitikan Jerman yang terpecah-pecah.
Kramp-Karrenbauer, yang berusia 56 tahun berhasil memperlihatkan dirinya berbeda dari Merkel dalam kebijakan sosial dan luar negeri. Ia memilih untuk mendukung pembatasan jumlah perempuan dalam dewan perusahaan. Sesuatu yang ditentang Merkel.
Ia juga memiliki garis yang lebih tegas dengan Rusia. Pada pekan lalu, ia berkata Eropa dan Amerika Serikat harus mempertimbangankan untuk memblokade kapal-kapal Rusia atas konflik mereka dengan Ukraina.
Tapi ia tidak memiliki posisi yang jelas untuk memimpin CDU. "Saya tidak punya resep khusus," katanya.
Hal ini sangat berbeda dari Merz yang posisinya lebih jelas. Ia sangat menarik bagi anggota partai CDU yang menentang kepemimpinan Merkel selama 13 tahun sebagai kanselir. Merz ingin memotong pajak, memperkuat Uni Eropa dan meningkatkan perlawanan terhadap sayap-kanan garis keras.
Merz memiliki keuntungan dengan fakta 296 delegasi atau hampir sepertiga total deligasi yang memilih berasal dari kampung halamannya, sebelah barat Rhine-Westphalia Utara. Salah satu anggota partai senior yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan sebelum kongres di mulai sebagian besar deligasi belum memutuskan siapa yang akan mereka pilih.
Keputusan siapa yang akan mereka pilih bisa saja berubah ketika para kandidat mempresentasikan diri. "Itu bisa diputuskan pada hari (kandidat) pidato," katanya.