Rabu 19 Dec 2018 10:51 WIB

Rusia Perkuat Pertahanan Setelah AS Tarik Perjanjian Nuklir

AS hengkang dari perjanjian INF

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Penguatan kemampuan pertahanan dan keamanan menjadi prioritas Rusia. Hal itu dilakukan guna melindungi Rusia dari ancaman luar sekaligus menghadapi negara yang terbiasa melakukan retorika militeristik.

"Memperkuat kemampuan pertahanan dan keamanan Rusia serta (membangun) perlindungan yang dapat diandalkan dari ancaman luar telah dan tetap menjadi prioritas kami, tugas utama," kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (18/12), dikutip laman Sputnik.

Menurut Putin, para pemimpin politik, pemerintah, dan masyarakat Rusia telah memahami pentingnya tugas tersebut. Dia memuji pengembangan sistem persenjataan terbaru negaranya. "Ini dengan andal dan tanpa syarat menjamin keamanan Rusia selama beberapa dasawarsa mendatang, memperkuat keseimbangan kekuatan dan stabilitas di dunia," ucapnya.

Rusia juga akan fokus melengkapi pasukannya dengan senjata yang mampu secara efektif mengatasi pertahanan rudal, seperti kendaraan hipersonik meluncur Avangard. "Kami perlu mengintensifkan upaya sehingga dapat beralih ke senjata modern yang memiliki kemampuah canggih untuk menangani sistem pertahanan rudal," kata Putin.

Pernyataan Putin tersebut muncul berbarengan dengan konfirmasi dari Amerika Serikat (AS) tentang rencananya menarik diri dari perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF). Putin menilai, langkah AS yang hendak hengkang dari INF menjadi salah satu alasan Rusia memprioritaskan penguatan sistem pertahanan dan keamanannya.

"Dalam kasus pemecahan perjanjian (INF) oleh AS, saya sudah mengatakannya secara terbuka dan saya anggap perlu untuk menyatakan sekali lagi secara langsung, kami akan harus mengambil langkah-langkah tambahan untuk memperkuat keamanan kami," ujar Putin.

Putin menilai, mundurnya AS dari INF dapat memberikan dorongan terjadinya perlombaan persenjataan baru. Oleh sebab itu, rencana AS tidak dapat dilihat sebagai aspirasi dari sifat mencintai perdamaian.

Kendati demikian, bila nantinya AS benar-benar mundur dari INF, Rusia, kata Putin akan menciptakan rudal-rudal jarak menengah yang berbasis di darat. Menurutnya hal itu penting dilakukan guna melindungi keamanan dan pertahanan Rusia.

INF ditandatangani AS dan Uni Soviet pada 1987. Perjanjian tersebut melarang kedua belah pihak memproduksi atau memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer. Perjanjian itu telah berkontribusi menghancurkan 2.700 rudal balistik dan jelajah pada 1991. Uni Eropa memandang INF sebagai pilar keamanan Benua Biru.

Baca: AS Konfirmasi ke Rusia Mundur dari Perjanjian Nuklir

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement