REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tim keamanan nasional Gedung Putih pada musim gugur lalu meminta Pentagon menyediakan pilihan-pilihan untuk menyerang Iran. Permintaan tersebut disampaikan setelah sekelompok militan yang bersekutu dengan Teheran menembak mortir ke kawasan di Baghdad yang merupakan kompleks kedutaan AS, the Wall Street Journal (WSJ) melaporkan Ahad (13/1).
Permintaan dari Dewan Keamanan Nasional yang dipimpin John Bolton memicu keprihatinan mendalam di antara para pejabat Pentagon dan Departemen Luar Negeri, menurut harian itu, yang mengutip para pejabat yang masih aktif dan tak lagi berdinas.
Pentagon memenuhi permintaan itu. Tapi belum diketahui apakah opsi-opsi bagi satu serangan terhadap Iran juga diberikan kepada Gedung Putih atau apakah Presiden Donald Trump mengetahui mengenai hal itu.
Keputusan untuk mengupayakan opsi-opsi menyerang Iran didorong oleh insiden pada September. Tiga mortir ditembakkan ke kompleks diplomatik di Baghdad.
Peluru-peluruh mendarat di tanah kosong dan tak seorang dilaporkan luka-luka. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo tidak berkomentar mengenai cerita itu ketika ditanya mengenai insiden tersebut oleh wartawan.
Seorang juru bicara Deplu AS juga menolak berkomentar. Sementara itu juru bicara Pentagon tidak dapat segera dimintai komentar mengenai laporan itu dan Gedung Putih serta Dewan Keamanan Nasional tidak dapat segera dihubungi.
Namun, seorang jubir Dewan Keamanan Nasional yang dikutip WSJ mengatakan,"Kami terus mempelajari keadaan personel kami setelah usaha serangan tersebut atas kedutaan kami di Baghdad dan konsulat di Basra, dan kami akan pertimbangkan opsi-opsi untuk menjaga keselamatan dan kepentingan kami."