REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Para pendukung dan simpatisan kelompok oposisi Venezuela dijadwalkan menggelar demonstrasi di seluruh wilayah negara itu pada Sabtu (2/2) waktu setempat. Dalam aksi tersebut mereka akan menyuarakan dukungan bagi Juan Guaido yang telah memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela.
Aksi demonstrasi itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Guaido selaku pemimpin oposisi akan turut berpartisipasi dalam aksi tersebut.
"Kami akan melihat kalian di jalanan besok. Kita baik-baik saja, kita baik-baik saja," ujar Guaido dalam sebuah video yang diunggah di akun Twitternya.
Saat oposisi melakukan demonstrasi, Maduro dilaporkan akan menggelar rapat umum guna memperingati 20 tahun pelantikan pertama pemimpin sosialis Hugo Chavez. Dia dilantik sebagai presiden pada 1999.
Krisis politik telah melanda Venezuela sejak 23 Januari lalu. Saat itu, ratusan ribu warga Venezuela menggelar demonstrasi menuntut Maduro mundur dari jabatannya.
Pada saat bersamaan, Majelis Nasional Venezuela yang dikuasai oposisi menyatakan pemerintahan Maduro tidak sah. Guaido sebagai pemimpin oposisi kemudian menyatakan diri sebagai presiden sementara.
Amerikat Serikat (AS), yang memang berseberangan dengan Maduro, menyatakan dukungan kepada Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Langkah itu kemudian diikuti Israel dan Australia.
Maduro yang kian tertekan telah membuka diri dan menyatakan siap untuk bernegosiasi dengan oposisi. Namun hal itu tak mendapat respons seperti yang diharapkannya.