Kamis 28 Feb 2019 06:00 WIB

Pejabat Iran: AS Siap Dukung Assad, Asal Putus dari Iran

Assad dinilai menolak tawaran AS tersebut dan memilih mengunjungi Iran.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Foto: Reuters
Presiden Suriah Bashar al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Penasihat Parlemen Iran, Hossein Amir Abdollahian mengatakan, kunjungan Presiden Suriah Bashar al-Assad ke Teheran pada Senin lalu adalah respon negatif terhadap tawaran Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, AS menawarkan dukungan kepada Assad dengan syarat Suriah harus memutuskan hubungan dengan Iran.

Abdollahian menyampaikan, kunjungan Assad ke Iran menggagalkan rencana musuh yang ingin memisahkan Suriah dengan Iran dan Hizbullah.

Baca Juga

"Kunjungan Presiden Suriah ke Teheran membawa pesan yang tersembunyi namun luar biasa, kunjungan Bashar Assad ke presiden negara kami membawa beberapa tujuan," katanya, dilansir dari FARS News Agency, Rabu (27/2).

Ia menjelaskan, tujuan pertama kunjungan Assad untuk mengucapkan selamat pada peringatan 40 tahun kemenangan revolusi Islam. Kedua, mengapresiasi dukungan Republik Islam untuk rakyat Suriah selama memerangi teroris.

Ia menambahkan, pesan rahasia dari kunjungan tersebut adalah tanggapan Assad terhadap permainan politik baru AS. Washington berusaha menyampaikan pesan bahwa AS dapat menjamin kelangsungan Assad menjadi presiden seumur hidup. Syaratnya, Suriah harus menjauhkan diri dari Iran dan Hizbullah.

Namun, Assad menanggapi pesan musuh dengan tegas. Republik Islam Iran dan Suriah termasuk para sekutu akan menjaga perdamaian dan keamanan regional.

Selama di Iran, Assad telah mengadakan pertemuan terpisah dengan Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyed Ali Khamenei dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

"Kunjungan Bashar Assad ke Iran mengirim pesan ke dunia bahwa rakyat Suriah telah memenangkan perang proxy yang diluncurkan oleh AS dan sekutunya di wilayah itu," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement