REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Menteri Keuangan Belanda Wopke Hoekstra mengumumkan negaranya membeli 12,68 persen saham maskapai Air France-KLM. Pembelian itu untuk mengimbangi pengaruh Prancis atas maskapai tersebut.
Hoekstra mengatakan pemerintah Belanda berenca mengimbangi kepemilikan Prancis atas Air France-KLM sebesar 14,3 persen. Hal itu untuk memastikan 'keterlibatan langsung' pemerintah Belanda dalam membentuk masa depan sebuah perusahaan yang memiliki makna strategis bagi perekonomian mereka.
"Posisi bandara Schiphol dan KLM sangat amat penting dalam perekonomian dan lapangan kerja Belanda," kata Hoekstra seperti dilansir di New Europe, Kamis (28/2).
Schiphol bandara terbesar nomor tiga di Eropa setelah Bandara Heathrow di London dan Bandara Charles de Gauelle di Paris. Investasi Belanda di perusahaan ini sebesar 680 juta euro dan mereka ingin menambah investasi lagi sebesar 70 juta euro.
Maskapai Air France-KLM perusahaan gabungan antara perusahan Prancis Air France dan perusahaan Belanda KLM Royal Dutch Airlines. Dua perusahaan tersebut merger pada 2004.
Perselisihan antara Prancis dan Belanda terjadi ketika Chief Executive Officer KLM Pieter Elbers dipertanyakan. CEO perusahaan induk Ben Smith ingin mempererat hubungan antara dua perusahaan gabungan tersebut.
Meskipun dalam trandisinya pemerintah Prancis mengintervensi manajemen Air France tapi Menteri Anggaran Prancis Gerald Darmanin meminta kedua pemerintahan tetap berada di luar manajemen perusahaan. Hal itu yang membuat Belanda ingin memperkuat pengaruhnya di Air France-KLM.
Walaupun Air France-KLM perusahaan gabungan tapi keduanya beroperasi di bawah nama masing-masing. Pemerintah Belanda merasa merger ini tidak menguntungkan bagi KLM yang mana menurut mereka sebenarnya perusahaan itu lebih menghasilkan daripada Air France.