REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemimpin Taliban, Mullah Mohammed Omar yang menjadi buronan diketahui tinggal di dekat pangkalan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan. Hal ini terkuak dalam sebuah buku yang berjudul 'The Secret Life of Mullah Omar' yang ditulis oleh wartawan Belanda, Bette Dam.
Seperti dilaporkan BBC, Senin (11/3), dalam buku tersebut diceritakan bahwa Omar tidak pernah bersembunyi di Pakistan seperti yang diyakini oleh AS. Adapun Omar bersembunyi di sebuah tempat yang jaraknya hanya tiga mil dari Pangkalan Operasi AS di Provinsi Zabul.
Dam menghabiskan waktu sekitar lima tahun untuk melakukan riset dan mewawancarai anggota Taliban. Dia berhasil berbicara dengan Jabbar Omari yang merupakan pengawal Omar ketika dia bersembunyi, setelah tersingkirnya rezim Taliban pada 2001.
Omari menyembunyikan pemimpin Taliban tersebut hingga kematiannya karena sakit pada 2013. Setelah jatuhnya Taliban, Omar bersembunyi di sebuah ruang rahasia yang dekat dengan markas AS.
Dalam buku tersebut dituliskan, pasukan AS telah menggeledah satu per satu tempat tinggal di sekitar pangkalan mereka namun tidak menemukan tempat persembunyian Omar. Dia diketahui pindah ke sebuah gedung yang jaraknya hanya tiga mil dari pangkalan AS.
Terkadang, Omar bersembunyi di terowongan irigasi untuk menghindari deteksi. Dia meninggal dunia pada 23 April 2013.
Omar tidak dapat menjalankan kelompok Taliban dari tempat persembunyiannya. Namun, Omar menyetujui para pejabat Taliban untuk hadir di Qatar dalam upaya mengakhiri perang panjang di Afghanistan.
Buku The Secret Life of Mullah Omar diterbitkan dalam bahasa Belanda pada Februari lalu. Dalam waktu dekat buku ini akan diterbitkan dalam versi bahasa Inggris.