Jumat 29 Mar 2019 19:09 WIB

Makin Banyak Pekerja Timor Leste Jadi Pemetik Buah Tasmania

Sekitar 2.500 pekerja asal Timor Leste mengantre untuk bisa bekerja di Australia.

 Jumlah pekerja pemetik buah Timor Leste di Tasmania semakin banyak.
Foto: ABC Rural/Laurissa Smith
Jumlah pekerja pemetik buah Timor Leste di Tasmania semakin banyak.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Semakin banyak pekerja asal Timor Leste yang membantu panenan buah beri di Tasmania (Australia) dengan tahun ini 214 orang sekarang bekerja di empat pertanian di sana. Nilai industri beri di Tasmania, pulau terbesar yang terpisah dari benua Australia saat ini adalah sekitar 80 juta dolar Australia (sekitar Rp 800 miliar) setiap tahunnya.

Oleh karenanya setiap musim panen diperlukan pekerja untuk membantu. Para pekerja di Tasmania tidak mencukupi untuk melakukan hal tersebut.

Baca Juga

Timor Leste adalah salah satu negara yang ikut dalam program Pekerja Musiman Australia (SWP), program dimana para pekerja dari terutama kawasan Pasifik datang ke Australia di masa panen buah. Para pekerja biasanya datang dengan kontrak selama enam bulan sehingga para pekerja asing ini bisa mendapatkan penghasilan sehingga bisa mengirim uang ke negara masing-masing.

photo
Beri segar yang dipetik oleh pekerja asal Timor Leste di pertanian Tasmania. (ABC Rural/Laurissa Smith)

Tahun 2018, ada sekitar 1.400 pekerja Australia yang bekerja di berbagai pertanian di Australia, dan 214 orang diantaranya bekerja di Tasmania. "Warga Timor Leste adalah cerita sukses di Tasmania," kata Lucy Rodgers dari Kedutaan Timor Leste di Canberra.

"Pertanian beri menyediakan lapangan kerja berimbang bagi pria dan wanita, dengan kebanyakan pertanian rationya 50:50 sehingga ini bagus bagi kesetaraan gender dan membuka kesempatan bagi pekerja perempuan asal Timor," ujarnya.

Salah satu pertanian itu adalah Burlington Berries di Cressy, yang mempekerjakan pemetik dari 35 negara dan tahun lalu baru mulai mendatangkan pekerja dari Timor Leste.

Bekerja sama dengan baik

Libby Sutherland dari Burlington Berries berkunjung sendiri ke Dili untuk mencari 20 pekerja yang diperuntukkan bagi pertanian tersebut di musim pertama program pekerja musiman tersebut. "Kami sangat puas dengan para pekerja ini," kata Sutherland.

"Mereka bisa dipercaya, mereka bisa diandalkan dan bisa bekerja dengan baik dengan pekerja Australia lainnya. Mereka bisa bekerja sama dengan baik, dan kami tahu bahwa mereka akan kembali lagi tahun depan melakukan hal yang sama, hal yang merupakan bonus besar baik bagi kami maupun bagi mereka," katanya.

photo
Surayah Khan adalah guru SMA di Dili dan ke Tasmania jadi pemetik stroberi. (Supplied/Burlington Berries)

Salah seorang pekerja itu adalah Surayah Khan, yang juga adalah guru sekolah menengah di Dili, dan di Burlington menjadi pimpinan pekerja dimana mereka memetik stroberi dan raspberi. "Saya berharap pengalaman yang kami dapatkan di Tasmania, bisa bermanfaat bagi negara kami," katanya.

"Saya ingin warga Timor Leste untuk memahami ketika kami bekerja di sini, dan ketika kami kembali ke Timor Leste, kami bisa mengubah pikiran dan berpandangan pertanian adalah bisnis serius," ujarnya.

Andrew Terry dari pertanian lainnya yaitu Tasmanian Berries juga sudah merekrut 20 pekerja asal Timor Leste musim ini dan berharap akan memperbanyak pekerja untuk tahun depan. "Mereka bagus, mereka juga senang bisa bekerja di sini. Saya kira pada awalnya suhu udara di Tasmania (yang dingin) mengejutkan mereka. Mereka bagus, dan pekerja keras," kata Terry.

Lewat program SWP ini ada sekitar 2.500 pekerja asal Timor Leste sedang berada dalam antrean untuk bisa bekerja di Australia.

 

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-03-29/pekerja-timor-leste-semakin-banyak-jadi-pemetik-beri-di-tasmania/10952436
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement