Pemerintah China tampaknya semakin meningkatkan usaha untuk mempermalukan para pengemplang utang, dengan menayangkan wajah dan nama mereka di layar bioskop menjelang pemutaran film populer seperti The Avengers: Endgame.
Tahun lalu sebuah bioskop di Provinsi Sichuan menayangkan rincian seorang pengusaha yang menghilang setelah mengemplang utang. Tadinya hal itu dilihat sebagai satu kasus saja.
Namun sekarang praktek ini diperkirakan mulai menyebar ke tempat lain, di saat China berusaha menggunakan teknologi untuk memantau perilaku 1,4 miliar warga mereka.
China sejauh ini sudah menggunakan sistem kredit sosial dimana warga mendapat angka tertentu berdasarkan perilaku sehari-harinya.
Minggu lalu, sebuah bioskop di Provinsi Zhejiang yang menayangkan The Avengers: Endgame, memulai penayangan film dengan menampilkan foto-foto mereka yang masih berhutang kepada negara sebagai tayangan ekstra.
Menurut akun medsos WeChat Pengadilan Distrik Liandu, penayangan itu dimasukkan agar para pengutang membayar utangnya atau akan menghadapi konsekuensi serius.
Tayangan selama 30 detik dengan latar belakang musik dramatis ini memuat foto 60 orang dan jumlah utang mereka.
Tayangan itu mengatakan tidak ada toleransi bagi mereka yang tak membayar utang. Mereka bisa dilarang bepergian dengan kereta api atau menginap di hotel. Rekening mereka juga akan dibekukan.
Pengadilan Liandu di Zhejing sebelumnya mengatakan bahwa menayangkan informasi mengenai para pengemplang utang ini hanya salah satu staregi.
Strategi lainnya berupa pemasangan foto pengemplang utang di 300 lokasi pusat perbelanjaan, stasiundan pasar, sehingga orang-orang yang tak jujur ini tidak bisa lagi bersembunyi.
Usaha mempermalukan ini tampaknya akan semakin menyebar di China.
Awal tahun ini, di Provinsi Hebei, pemerintah mengeluarkan peta bernama Deadbeat yang dipasang di WeChat. Aplikasi ini memungkinkan pengguna melihat orang-orang di sekeliling mereka yang memiliki utang kepada negara.
Langsung membayar utang
Pengadilan lokal di China meningkatkan usaha untuk mempermalukan warga sehingga mereka mau membayar utangnya.
Laporan-laporan dari media setempat menunjukkan pengadilan menayangkan informasi di bioskop dan di lokasi umum di Provinsi Hebei, Jiangxi, Sichuan, Jiangsu dan Guizhou.
Salah seorang pengemplang utang bernana Lan mengatakan kepada media lokal bahwa dia langsung membayar utangnya setelah rinciannya ditayangkan di bioskop.
"Sebagai seorang bapak, saya tidak mau membuat putri saya malu. Saya harus memastikan anak-anak saya tidak melihat ini," katanya.
Penayangan para pengemplang utang ini membuat banyak netizen kaget namun umumnya mendukung tindakan pemerintah.
"Saya menyarankan agar ini dilakukan di seluruh negeri," tulis satu akun Weibdo Eden-Lee.
Namun meski ada berbagai usaha tersebut, Pengadilan Liandu mengatakan baru 80 dari 5.478 orang yang wajahnya ditayangkan selama tahun 2018 membayar utang mereka.
Dan tidak semua warga China mendukung usaha mempermalukan warga di depan publik tersebut.
"Jujur saja, saya tidak keberatan bila tayangan itu berisi para penjahat yang dicari. Pihak berwenang sepenuhnya mampu mencari para pengemplang utang ini tanpa harus membuat mereka malu," kata seorang netizen di Weibo.
"Mengapa harus melakukan cara yang mirip dengan apa yang terjadi semasa Revolusi Kebudayaan?" katanya.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini