Kamis 02 May 2019 09:37 WIB

Kuota Siswa Internasional di Victoria Sudah Penuh

SD hingga SMA Negeri di Victoria, Australia, tidak boleh lagi menerima siswa asing.

Red:
abc news
abc news

Berbagai sekolah negeri tingkat SD hingga SMA di negara bagian Victoria, Australia, tidak diperbolehkan lagi menerima murid internasional karena jatah tahun 2019 sudah terlampaui.

Menteri Pendidikan Victoria James Merlino mengatakan kepada ABC bahwa jatah 5.750 murid internasional untuk SD dan sekolah menengah negeri telah terlampaui tahun ini.

Angka tersebut ditetapkan oleh Otoritas Pendaftaran dan Kualifikasi Victoria (VRQA) yang menegaskan batasan ini bisa diubah jika pemerintah meningkatkan kuota.

Asosiasi Kepala Sekolah Menengah Negeri Victoria (VASSP) mengaku terkejut dengan keputusan tersebut karena selama ini tidak mengetahui adanya pembatasan jumlah murid internasional untuk SD dan sekolah menengah.

"Saya kira semua orang terkejut, karena bukanlah pengetahuan umum bahwa ada pembataasan," kata Presiden VASSP Sue Bell.

"Padahal sebelumnya, para kepala sekolah telah mengirimkan koordinator siswa internasional ke beberapa negara untuk menarik minat siswa internasional, dan yang terakhir dilakukan di akhir Maret. Kunjungan ke China dan Vietnam dilakukan."

Menurut data dari Departemen Pendidikan Australia, jumlah siswa internasional yang menjalani pendidikan di Australia naik dua kali lipat dari angka 13 ribu di tahun 1994 menjadi 26.801 di tahun 2018.

Dua negara bagian yaitu Victoria dan New South Wales memiliki jumlah siswa internasional paling banyak dengan data di tahun 2017 menunjukkan di NSW di tahun 2017 ada 5.213 siswa internasional.

Sue Bell sekarang mengatakan 'beberapa sekolah' di Victoria yang telah menawarkan tempat bagi siswa internasional di tahun 2019 sekarang tidak bisa melakukan hal tersebut.

"Saya kira semua orang terkejut, dan departemen pendidikan sekarang harus memperbaiki diri mengenai bagaimana kerja mereka, bagaimana mengumpulkan data dan bagaimana membuat keputusan, dan saya kira mungkin bagaimana berkomunikasi dengan sekolah." kata Bell lagi.

 

'Para pelajar ini memiliki pilihan lain'

Di negara bagian Victoria, lebih dari 260 sekolah terlibat dalam program untuk menarik siswa internasional dengan setiap keluarga harus membayar sekitar $AUD 10 ribu (sekitar Rp 100 juta) setiap tahun bagi siswa untuk sekolah dasar dan sekitar $AUD 15 ribu (sekitar Rp 150 juta) untuk sekolah menengah.

Dale Pearce, Kepala Sekolah Menengah Bendigo Senior Secondary College mengatakan sekolahnya harus menolak dua murid dari China yang akan datang beberapa bulan lagi, walau sebenarnya di sekolah tersebut memiliki tempat.

Sekolahnya termasuk dari beberapa sekolah yang melakukan perjalanan ke China tahun ini untuk menarik siswa untuk belajar di tempat mereka.

Menurut Dale Pearce kepaa ABC, keluarga siswa 'tidak mengerti' sekarang mengapa anak-anak mereka tidak diterima padahal sekolah sudah datang ke China guna mencari murid.

Dia mengatakan dampaknya bagi anggaran sekolah tidak besar, namun dia lebih merasa 'kehilangan muka' karena kontak yang sudah dibuat dengan kota Fuzhou di China.

"Siswa-siswa ini masih memiliki pilihan lain, mereka bisa ke negara bagian lain, atau ke negara lain, namun bagi kami yang jadi masalah adalah hubungan yang sudah kami bina dengan agen, sekolah dan keluarga di [Fuzhou]."

Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement