Senin 06 May 2019 21:12 WIB

Universitas Australia Bantah Jadikan Mahasiswa Internasional Sapi Perah

Universitas di Australia bantah tudingan menerima mahasiswa yang gagal tes bahasa.

Red:
abc news
abc news

University of Tasmania (UTAS) telah mengumumkan peninjauan eksternal terhadap proses penerimaan mahasiswa internasional menyusul adanya tuduhan mahasiswa tersebut di Australia tetap diterima meski tidak memenuhi persyaratan bahasa Inggris.

Poin utama:

• UTAS disebut dalam laporan Four Corners yang menyelidiki standar bahasa Inggris di universitas-universitas Australia

• Sebuah pernyataan yang dirilis Senin (6/5/2019) mengumumkan tinjauan eksternal terhadap penerimaan mahasiswa internasional yang akan dilakukan oleh seorang ahli independen

• Wakil rektor UTAS menyangkal mahasiswa dipandang sebagai "sapi perah", dengan mengatakan "kami secara intrinsik peduli dengan mahasiswa internasional kami"

 

Program Four Corners, yang mengudara Senin malam, menayangkan tuduhan bahwa universitas-universitas Australia telah melonggarkan standar masuk berbahasa Inggris mereka sendiri dalam upaya untuk menarik lebih banyak mahasiswa internasional yang bertarif tinggi.

Laporan itu mengutip sebuah email dari seorang anggota staf UTAS, yang merujuk pada "pelepasan" persyaratan bahasa Inggris.

"Sebagai bagian dari upaya terakhir kami untuk mendorong penerimaan Juli 2018, universitas akan mengesampingkan kondisi bahasa Inggris untuk membantu mahasiswa yang belum memenuhi persyaratan bahasa Inggris mereka," sebut email itu.

Email itu, sebut laporan Four Corners, kemudian menyebut bahwa mahasiswa bisa menyerahkan dokumen yang menunjukkan pengalaman kerja dalam bahasa Inggris ke universitas, atau dua tes bahasa Inggris yang digabungkan ketika mereka gagal mencapai standar penerimaan sebagai upaya untuk mendapatkan kelonggaran syarat berbahasa Inggris.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Senin (6/5/2019) sore, wakil rektor UTAS, Profesor Rufus Black, membantah bahwa universitas memperlakukan mahasiswa internasional seperti "sapi perah".

"Kami secara intrinsik peduli dengan mahasiswa internasional kami. Mereka bukan sapi perah seperti yang telah dituduhkan oleh program itu; mereka adalah orang-orang yang datang ke universitas kami untuk belajar," kata Profesor Black.

Pakar independen Hilary Winchester akan melakukan tinjauan eksternal, yang menurut pernyataan itu akan memberikan "pemeriksaan kesehatan yang luas dan mendalam" terhadap proses penerimaan.

Profesor Black mengatakan, sekelompok pimpinan senior universitas akan mengawasi penerimaan itu hingga rekomendasi dari tinjauan diberlakukan.

"Kami ingin menjadi universitas yang fokus pada pendidikan berkualitas tinggi untuk mahasiswa internasional yang berkualitas," kata Profesor Black.

"Kami juga telah memperjelas strategi kelembagaan baru kami bahwa kami mengambil pendekatan yang tepat dan bahwa pawai untuk pertumbuhan yang konstan bukan bagian dari masa depan kami.

"Saya prihatin, setelah melihat klaim dari Four Corners, bahwa perubahan yang telah kami berlakukan agar selaras dengan kedua hal itu tak memiliki dampak yang segera timbul."

Surat instruksi penerimaan

Laporan Four Corners menemukan bahwa beberapa universitas menerima surat "instruksi penerimaan" (MOI) untuk mahasiswa pascasarjana dari India dan Nepal yang menyatakan bahwa mahasiswa sebelumnya belajar dalam bahasa Inggris.

Meski demikian Departemen Dalam Negeri Australia mengatakan surat MOI seperti itu "tidak memenuhi persyaratan legislatif" untuk pemohon visa jika mahasiswa diminta untuk memberikan bukti.

Di situs UTAS, pihak universitas menyatakan mahasiswa bebas dari menunjukkan bukti kemahiran berbahasa Inggris "jika Anda bisa memberikan bukti bahwa bahasa Inggris adalah satu-satunya bahasa pengajaran dan ujian dalam studi penuh waktu terkini Anda".

Profesor Black mengatakan ia telah "memperjelas bahwa pihaknya tidak akan lagi menggunakan jalur alternatif, termasuk menerima surat-surat instruksi penerimaan, untuk mahasiswa di masa depan yang belum masuk dalam proses penerimaan".

Dalam komunikasi dengan staf, ia berkata: "Kami memiliki pekerjaan rumah yang harus dilakukan di bidang ini. Kami akan melaporkan kembali sebagaimana kami melakukannya."

Ikuti berita-berita lain di situs ABC Indonesia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement