Kerusuhan berkenaan dengan pengumuman hasil pemilu di Indonesia minggu lalu telah menyebabkan beberapa negara membuat peringatan perjalanan.
Selain memakan korban jiwa, kerusuhan yang terjadi di Jakarta tersebut juga menimbulkan kerugian ekonomi bagi sebagian kalangan yang berada di wilayah dimana insiden terjadi.
Dengan usaha Indonesia lebih banyak mempromosikan wilayah-wilayah wisata di luar Bali untuk menarik turis dari manca negara, bagaimana dampak dari kerusuhan tesebut terhadap sektor pariwisata sejauh ini?
Australia adalah salah satu penyumbang turis besar ke Indonesia, dimana Bali menjadi salah satu tujuan wisata utama.
Beberapa pihak yang dihubungi oleh ABC Indonesia hari Senin (27/5/2019) mengatakan sejauh ini dampak dari kerusuhan tersebut tidaklah besar bagi perjalanan turis dari Australia.
Angelina Sukiri, pemillik Extra Travel, agen perjalanan di Victoria, Australia mengatakan sejauh ini tidak ada pembatalan yang diterimanya berkenaan dengan kejadian di Jakarta tersebut.
"Jakarta bukan rute liburan bagi orang Australia. Kejadian ini hanya berdampak bagi orang Indonesia yang mau ke Jakarta." kata Angelina.
Ia menambahkan bahwa belum ada orang Australia yang membatalkan perjalanan mereka ke Bali karena mengerti bahwa demonstrasi bersangkutan hanya terjadi di ibu kota.
"Kalau ke Bali tidak ada masalah. Bagusnya pola pikir orang di sini adalah mereka mengerti kalau demo itu semua di Jakarta dan bukan di Bali," ungkapnya.
"Mereka merasa Bali tidak ada hubungannya dengan Jakarta dan bahwa di Bali masih ada orang yang berpergian dan cenderung aman."
Sementara itu, Fitri, pelayan pelanggan di Netfare Travel, agen perjalanan di Victoria, mengatakan bahwa pembatalan tiket penerbangan pada umumnya hanya terjadi jika bandara tutup.
"Tidak ada pembatalan tiket. Semua penumpang tetap terbang sesuai jadwal karena dari bandara sendiri tidak ada masalah," kata Fitri kepada wartawan ABC News Natasya Salim.
Netfare adalah salah satu agen perjalanan yang banyak menjual tiket bagi perjalanan ke Indonesia.
Menurut Fitri yang biasanya menjadi sebab pembatalan perjalanan yang dilakukan oleh warga Australia adalah bila ada masalah di bandar udara.
"Kalau bandaranya ditutup, pasti banyak pelanggan yang membatalkan. Dan biasa bandara tutup kalau ada bencana alam." tambah Fitri.
Bali masih jadi favorit
Kalau sejauh ini dampak perjalanan dari Australia ke Indonesia minimal, seorang warga Indonesia lainnya yang memiliki usaha penyedia jasa tur pribadi di Australia mengatakan bahwa dampak kejadian berkenaan dengan pemilu tersebut malah berkenaan dengan kedatangan warga Indonesia ke Australia.
Dyah P. Bazerghi adalah direktur Day Dreaming Australia (DDA), penyedia jasa tur pribadi di Victoria sejak 2017
"Kelihatannya persetujuan visa ke sini (Australia) jadi lama. Beberapa klien saya masih dalam proses menunggu persetujuan," ungkapnya
Dyah menduga bahwa dari kerusuhan tersebut pemerintah Australia mengkhawatirkan meningkatnya WNI yang mau pindah ke sini.
"Mungkin takut mereka pada hijrah ke sini."
Reny Prawira, seorang representatif hotel yang pernah bekerja di Hotel Mulia dan The Dharmawangsa Hotel Jakarta di tahun 2003-2008 menilai kejadian sepertin kerusuhan pemilu ini pada umumnya hanya berimbas kepada kota bisnis seperti Jakarta.
"Biasanya kalau seperti ini dampaknya lebih bisa dirasakan kota bisnis seperti Jakarta. Pembatalan hotel dan hubungan bisnis di masa depan sangat terpengaruh," ungkapnya.
"Kalau tujuan jalan-jalan seperti Bali rasanya dampak menurun tidak terlalu banyak. Karena banyak orang luar negeri berasumsi Bali bukan bagian dari Indonesia."
Menurut Biro Statistik Australia tahun 2016, jumlah turis Australia yang pergi ke luar negeri paling banyak mengunjungi Indonnesia.
Di tahun 2017, jumlah wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia terutama Bali melebihi angka 1 juta orang.
Situs web Traveller bahkan mencatat bahwa satu tahun setelah penurunan jumlah pengunjung usai kejadian bom Bali di tahun 2002, angka turis dengan cepat mengalami peningkatan kembali sebesar 50% di November 2003.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia berusaha menjual destinasi lain selain Bali guna menarik lebih banyak turis asing berkunjung.
Presiden Jokowi mempromosikan 'The 10 New Bali' yang terdiri dari Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Kepulauan Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Wakatobi di Sulawesi Tenggara dan Morotai di Maluku Utara pada tahun 2017.
Simak berita-berita ABC Indonesia lainnya di sini