Peristiwa di Lapangan Tiananmen di Beijing sudah terjadi 30 tahun lalu, dan gambar seorang pria berdiri di depan barisan tank menjadi gambar yang dikenal banyak di dunia menggambarkan insiden pembantaian yang terjadi di sana.
Namun dengan usaha pemeirntah China untuk menghapus insiden yang dianggap mencoreng wajah negeri itu, masihkah anak-anak muda China mengenal atau mengetahui apa yang terjadi ketika itu?
Gambar pria di depan tank militer tersebut dikenal dengan nama 'Tank Man" karena sampai sekarang tidak diketahui persis nama pria tersebut dan apa yang terjadi terhadapnya kemudian.
Dan 30 tahun kemudian, banyak warga muda yang ditanyai ABC di Beijing mengatakan tidak pernah melihat gambar Tank Man tersebut.
Dan sebagian yang mengetahui menolak untuk membicarakanya secara terbuka.
Di tahun 1989, kawasan pemukiman yang banyak dihuni mahasiswa di Beijing Barat Daya, Haidian adalah kawasan yang menjadi pusat kegiatan politik mahasiswa.
Namun sekarang para mahasiswa di sana hidup dalam keadaan dimana pemerintah melarang pengajaran mengenai sejarah pembantaian Tiananmen, yang di China hanya disebut sebagai "Peristiwa 4 Juni."
"Saya hanya punya bayang-bayang saja mengenai peristiwa 4 Juni."
"Ini jarang sekali dibicarakan di China, dan saya tidak belajar dari buku sejarah." kata seorang mahasiswa jurusan jurnalistik berusia 24 tahun yang menyebut namanya Lily.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Saya hanya tahu bahwa mungkin pemerintah China melakukan sesuatu yang buruk terhadap pengunjuk rasa. Itu yang terjadi di 4 Juni bukan?."
Seperti banyak mahasiswa lainnya yang ditemui ABC di Beijing, Lily tidak yakin apakah dia pernah melihat gambar 'Tank Man' ini sebelumnya.
"Saya pernah mendengar, namun tidak pernah melihat fotonya. Ini mengenai seseorang yang berdiri di depan tank:? Mungkin saya pernah melihatnya sekali." katanya.
Seorang mahasiswa manajemen dari Renmin University di Beijing tidak bisa menemukan foto tank man tersebut ketika ditunjukkan oleh ABC, namun merasa mungkin pernah melihat gambar serupa sebelumnya.
Yang lainnya mengatakan mereka tidak tahu apa artinya perayaaan 4 Juni.
"Saya tidak pernah mendengar hal tersebut, apakah itu gerakan mahasiswa." kata seorang mahasiswi akuntansi beerusia 19 tahun, yang mengatakan dia tidak menggunakan VPN untuk mengakses situs seperti Google.
Bahkan antar mahasiswa juga terjadi perbedaan besar
Tiga mahasiswa akuntansi dari University of Mining and Technology memberikan reaksi sangat berbeda ketika ditanya oleh ABC mengenai perayaan 30 tahun peristiwa Tiananmen.
Seorang diantaranya mengatakan dengan jujur dia tidak mengetahuinya.
Temannya yang berusia 19 tahun mengatakan tidak tahu namun tampak cemas ketika ditanyai.
Mahasiswa ketiga, yang berusia 20 tahun, tampaknya cukup mengetahui apa yang terjadi.
"Bila anda anak muda yang tertarik dengan apa yang terjadi, kita selalu bisa menemukan caranya untuk menemukan bahan bacaan online." katanya.
Namun mahasiswa ini mengatakan tindakan pemerintah China di tahun 1989 itu sudah 'benar'.
"Para mahasiswa ketika itu masih sangat muda, mereka mudah sekali dipengaruhi. Mungkin mereka mencoba melakukan sesuatu, namun kemudian berubah menjadi sesuatu yang lain." katanya.
"Apa yang ingin mereka lakukan bagi negeri ini berbeda dengan apa yang saya lakukan bagi negeri saya."
Tampaknya apapun yang diketahui para mahasiswa di Beijing mengenai peristiwa di tahun 1989 itu, kebanyakan enggan mendiskusikannya, apalagi dengan wartawan Barat.
"Saya pernah melihat gambar 'Tank Man". Saya tidak ingat lagi melihatnya di mana. Itu sudah beberapa tahun lalu." kata seorang mahasiswa berusia 22 tahun dari jurusan hukum di Beijing.
Mahasiswa tersebut mengatakan dia tidak menggunakan VPN untuk menyiasati sensor yang dilakukan pemerintah China, karena hal tersebut ilegal.
"Saya tidak tahu apa yang diketahui teman-teman dan mahasiswa lain mengenai 1989. Orang punya minat berbeda-beda, saya tidak membicarakan ini dengan mereka." katanya.
Seorang mahasiswa lain dari Renmin University mengatakan dia cemas ketika ditanya mengenai 30 tahun peristiwa Tiananmen.
"Ini topik sensitif. Tidaklah bagus kami dan bagi masa depan kami untuk membicarakannya."
"Situasi politik di sini semakin ketat." katanya.
Beberapa mahasiswa yang berbicara dengan ABC mengatakan mereka mengerti mengapa pemerintah ingin melupakan peristiwa di Lapangan Tiananamen di tahun 1989 itu.
"Media Barat mungkin berusaha mengkritik China, mencoba menggali sesuatu untuk mengungkap tindakan buruk yang dilakukan pemerintah.' kata Lily.
"Saya bisa mengerti mengapa pemerintah China berusaha membangun citra positif mengenai China."
Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini