REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Duta besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-bangsa, Majid Takht Ravanchi, Selasa (9/7) mengungkapkan sebanyak 17.161 warga negara Iran "mati syahid" oleh kelompok-kelompok teroris dukungan negara asing dalam empat dasawarsa terakhir ini.
"Dalam empat dekade belakangan, 17.161 warga negara Iran, termasuk 200 tokoh politik terkemuka,” kata Ravanchi, dalam sidang terbuka Dewan Keamanan mengenai terorisme dan kejahatan terorganisasi, Rabu (10/7).
Dia menjelaskan, dari sejumlah korban itu di antaranya adalah satu presiden, satu perdana menteri, satu kepala badan peradilan, satu wakil kepala angkatan bersenjata dan 27 anggota parlemen serta empat ilmuwan nuklir, mati syahid oleh kelompok-kelompok teroris yang didukung asing.
Dia mengatakan Iran adalah korban gerakan kelompok-kelompok teroris dan kejahatan transnasional. “Pada saat yang sama, kami berada di garis depan dalam memerangi mereka," kata Ravanchi.
Mujahedin-e Khalq Organization (MKO), yang terlibat dalam pembunuhan atas sedikitnya 12 ribu warga sipil Iran serta banyak warga negara Irak dan beberapa negara lainnya, terus menerima dana dari negara-negara tertentu di kawasan dan menikmati dukungan dari negara-negara tertentu di Eropa.