Senin 22 Jul 2019 02:54 WIB

Demonstrasi Hong Kong Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke demonstran Hong Kong

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Polisi Anti Huru Hara menembakkan gas air mata kepada demonstran yang melakukan kampanye di Hong Kong, Ahad (21/7)
Foto: Jerome Favre/EPA
Polisi Anti Huru Hara menembakkan gas air mata kepada demonstran yang melakukan kampanye di Hong Kong, Ahad (21/7)

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Demontrasi di Hongkong kembali ricuh, Ahad (21/7). Polisi anti huru hara menembakkan gas air mata dan peluru karet kepada para demonstran.

Dikutip dari Channel News Asia, demonstran melakukan aksi di kantor perwakilan Pemerintah China. Demonstran mencoret-coret dan melempari telur ke arah kantor untuk memberi peringatan keras terhadap pemerintahan Beijing.

Baca Juga

Sekelompok pendukung pemerintah yang menggunakan topeng dan memegang tongkat mendatangi demonstran di stasiun kereta api. Kelompok tersebut memukuli banyak orang termasuk wartawan yang menyiarkan langsung serangan.

Hong Kong sedang berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Kota berjuluk Mutiara dari Timur itu mengalami krisis terburuk dalam sejarah. 

Selama beberapa pekan demontrasi dan konfrontasi kekerasan sporadis antara polisi terus terjadi. Protes disulut oleh rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang saat ini ditangguhkan. Sehingga memungkinkan untuk mengekstradisi pelaku kejahatan ke Cina daratan.

Sejak saat itu, demonstran berkembang menjadi gerakan yang lebih luas yang menyerukan reformasi demokratis dan hak pilih universal serta penghentian kebebasan di wilayah semi-otonom.

Gas air mata dan peluru karet menjadi lumrah ditembakkan pada demonstran. Otoritas Beijing menghadapi tantangan paling serius sejak Hong Kong dikembalikan ke China pada tahun 1997.

Puluhan ribu demonstran anti-pemerintah berbaris di jalan-jalan pada, Ahad (21/7) waktu setempat. Selama sepekan berturut-turut masyarakat juga telah terlibat secara massal.

Aksi protes tersebut berkembang hingga sekarang mengikuti pola yang terjadi. Sebuah partisipasi damai yang banyak yang diikuti dengan bentrok di malam hari dengan kelompok-kelompok yang lebih sporadis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement