Kamis 25 Jul 2019 11:02 WIB

Donald Trump Memveto Larangan Jual Senjata ke Saudi

Kongres AS ingin melarang penjualan senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirate Arab.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Boeing F-15 Eagle milik Angkatan Bersenjata Arab Saudi.
Foto: national interest
Boeing F-15 Eagle milik Angkatan Bersenjata Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Rabu (24/7) memveto tiga resolusi kongres, yang bertujuan melarang pemerintahannya menjual senjata miliaran dolar AS dan dukungan ke Arab Saudi dan Uni Emirate Arab (UAE).

Dilansir dari Voice of America Kamis (25/7) Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo bulan lalu menggunakan ancaman dari Iran sebagai alasan untuk menyetujui penjualan senjata senilai 8,1 miliar dolar AS kepada dua sekutu di Teluk Persia, yang merupakan musuh Teheran. Di samping itu, keputusan Trump pada Mei untuk menjual senjata melalui persetujuan kongres membuat anggota parlemen marah. Partai Demokrat dan Republik di Senat bersatu dalam memperkenalkan resolusi untuk memblokir penjualan senjata.

Baca Juga

Gedung Putih berpendapat bahwa menghentikan penjualan senjata akan mengirim sinyal bahwa AS tidak mendukung mitra dan sekutunya, terutama pada saat ancaman terhadap mereka meningkat. Paket senjata tersebut termasuk ribuan amunisi berpemandu presisi, bom, dan amunisi lainnya serta dukungan perawatan pesawat.

Senator Demokrat Bob Menendez dari New Jersey, di Komite Hubungan Luar Negeri Senat, memimpin upaya itu. Ia mendapat dukungan dari dua Senator Republik, Lindsey Graham dari Carolina Selatan dan Rand Paul dari Kentucky.

Kemarahan telah meningkat di Kongres atas hubungan dekat pemerintahan Trump dengan Saudi. Hal itu dipicu oleh korban sipil yang tinggi dalam perang yang dipimpin Saudi di Yaman, kampanye militer yang dibantu AS, dan pembunuhan kolumnis AS yang berbasis di Jamal Khashoggi oleh Agen Saudi. Keputusan Trump pada Mei untuk menjual senjata semakin menambah ketegangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement