Selasa 30 Jul 2019 14:19 WIB

Ethiopia Pecahkan Rekor Dunia Tanam Pohon Terbanyak

Ethiopia menanam 350 juta pohon dalam satu hari.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Peta Ethiopia.
Foto: Lonelyplanet.com/ca
Peta Ethiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Menteri inovasi dan teknologi pemerintahan Ethiopia Getahun Mekuria mengatakan, sekitar 350 juta pohon telah ditanam dalam satu hari di Ethiopia, Senin (29/7) sore waktu setempat. Penanaman pohon dilakukan dalam waktu 12 jam.

"Sebanyak 353.633.660 bibit pohon telah ditanam," kata Mekuria.

Baca Juga

Penanaman tersebut merupakan bagian dari inisiatif "Green Legacy" nasional untuk menumbuhkan empat miliar pohon pada musim panas. Pemerintah menyerukan setiap warga negara untuk menanam setidaknya 40 bibit. Kantor-kantor publik dilaporkan telah ditutup agar pegawai negeri sipil dapat ikut serta dalam menanam pohon.

Dilansir CNN, "Green Legacy," dipelopori oleh Perdana Menteri negara itu Abiy Ahmed. Jutaan orang Ethiopia di seluruh negeri diimbau untuk mengambil bagian dalam tantangan dan dalam enam jam pertama, Ahmed menuliskan di akun Twitter resminya bahwa sekitar 150 juta pohon telah ditanam.

"Kami setengah jalan menuju tujuan kami," katanya dan mendorong warga Ethiopia untuk membangun momentum di jam-jam yang tersisa. Setelah periode 12 jam berakhir, Perdana Menteri kembali menuliskan di Twitter untuk mengumumkan bahwa Ethiopia tidak hanya memenuhi tujuan #GreenLegacy kolektifnya, tetapi juga melampauinya.

Proyek tersebut bertujuan mengatasi dampak deforestasi dan perubahan iklim di negara yang rawan kekeringan. Menurut PBB, hutan Ethiopia mencapai 4 persen pada 2000-an, yang turun dari 35 persen satu abad sebelumnya.

Rekor dunia sebelumnya untuk penanaman pohon terbanyak yang ditanam dalam satu hari mencapai 50 juta diraih oleh India sejak 2016. Pada 2017, India juga mencetak rekor dunia ketika sekitar 1,5 juta sukarelawan menanam 66 juta dalam 12 jam.

Kepala pusat sains dan teknologi kayu di Universitas Edinburgh Napier, Dan Ridley-Ellis menjelaskan, pohon tidak hanya membantu mengurangi perubahan iklim dengan menyerap karbondioksida di udara, namun, pohon juga memiliki manfaat besar dalam memerangi penggurunan dan degradasi lahan, khususnya di negara-negara kering.  Pohon, kata dia, juga menyediakan makanan, tempat tinggal, bahan bakar, pakan ternak, obat-obatan, bahan-bahan dan perlindungan pasokan air.

"Prestasi yang benar-benar mengesankan ini bukan hanya penanaman pohon sederhana, tetapi bagian dari tantangan besar dan rumit untuk memperhitungkan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang dari pohon dan orang-orang," ujar Ellis seperti dikutip The Guardian, Selasa.

"Slogan rimbawan 'pohon yang tepat di tempat yang tepat' semakin perlu mempertimbangkan efek perubahan iklim, serta dimensi ekologis, sosial, budaya dan ekonomi," kata Ellis menambahkan.

Negara yang terkurung daratan tersebut juga menderita dampak krisis iklim, dengan degradasi lahan, erosi tanah, deforestasi, dan kekeringan berulang dan banjir yang diperburuk oleh pertanian. Delapan puluh persen populasi Ethiopia bergantung pada pertanian sebagai mata pencaharian.

Pada 2017, Ethiopia bergabung dengan lebih dari 20 negara Afrika lainnya dalam berjanji untuk mengembalikan 100 juta hektare lahan sebagai bagian dari Prakarsa Restorasi Bentang Alam Hutan Afrika.

Sebuah studi baru-baru ini memperkirakan bahwa memulihkan hutan yang hilang di dunia dapat menghilangkan dua pertiga dari semua karbon yang menghangatkan planet yang ada di atmosfer karena aktivitas manusia. Studi yang dilakukan oleh para peneliti di universitas Swiss ETH Zurich, menghitung bahwa memulihkan hutan terdegradasi di seluruh dunia dapat menghasillan sekitar 205 miliar ton karbon secara total. Emisi karbon global sekitar 10 miliar ton per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement