Jumat 09 Aug 2019 18:28 WIB

Hotel Bersejarah di Melbourne Milik Pengusaha Indonesia Kembali Disoroti

Perpanjangan izin yang mereka ajukan ke Pemerintah Victoria merupakan yang keempat.

Red:
abc news
abc news

Pemerintah negara bagian Victoria, Australia, membatalkan rencana kontroversial untuk pembangunan kembali hotel bersejarah di Melbourne, Hotel Windsor, yang merupakan milik pengusaha asal Indonesia Halim Group.

Rencana renovasi dan perluasan senilai 330 juta dolar (Rp 3,3 triliun) ini diajukan pemilik hotel, Grup Halim, kelompok usaha asal Indonesia.

Perpanjangan izin yang mereka ajukan ke Pemerintah Victoria merupakan yang keempat, setelah izin sebelumnya akan habis masa berlakunya pada Maret 2020.

Dalam izin itu mereka berencana menghancurkan sebagian dari gedung hotel yang berada di sisi jalan Spring Street serta membangun hotel mewah 26 lantai di bagian belakang gedung. Halim Group telah mengajukan perpanjangan izin keempat yang akan berakhir Agustus 2023.

Namun Menteri Perencanaan Pembangunan Victoria Richard Wynne menolak perpanjangan izin, dan secara efektif mematikan proyek tersebut, yang pertama kali disetujui oleh Pemerintah Victoria pada tahun 2010.

"Pihak developer telah gagal untuk mendapatkan dukungan dana dan tidak menunjukkan keinginan nyata untuk memulai konstruksi meskipun telah memiliki waktu sembilan tahun untuk itu," kata Menteri Wynne.

Ini bukan pertama kalinya pemerintah menolak perpanjangan izin untuk renovasi. Tiga tahun lalu, Halim Group membawa kasusnya ke pengadilan banding setelah Menteri Wynne juga menolak perpanjangan waktu itu. Halim Group memenangkan gugatan dan mendapatkan perpanjangan hingga Maret 2020.

 

Dibangun pada tahun 1883, Hotel Windsor merupakan bagian penting dari sejarah Melbourne. Badan Heritage Victoria menggambarkan hotel ini sebagai "contoh gaya mewah yang diadopsi untuk sebuah hotel abad kesembilan belas di Melbourne yang masih tersisa".

Pihak developer secara teknis memiliki waktu hingga 31 Maret 2020 atau beberapa bulan dari sekarang untuk merampungkan pekerjaannya, yang tampaknya sangat tidak mungkin tercapai.

Rencana renovasi dan perluasan Hotel Windsor jika diajukan izin baru saat ini, tidak akan mendapat persetujuan pemerintah karena adanya aturan baru yang mulai berlaku sejak 2010.

Aturan baru itu berupa pengendalian ketinggian bangunan yang berada di dekat gedung Parlemen. Hotel Windsor terletak persis di seberang Parlemen Victoria.

"Jika permohonan serupa untuk pengembangan diajukan ke saya hari ini, akan langsung saya tolak. Aturan perencanaan dan harapan masyarakat telah berubah," ujar Menteri Wynne kepada ABC News..

Menurut Pemerintah Victoria, hotel 26 lantai yang diusulkan Halim Group tingginya hampir 92 meter, atau hampir 52 meter lebih tinggi dari batas ketinggian yang berlaku saat ini di jalan Spring Street serta batas ketinggian 40 meter untuk Windsor Place di bagian belakang.

Dalam sebuah pernyataan, Direktur Utama Halim Group Adi Halim mengatakan kecewa atas keputusan tersebut. "Ini merupakan peluang yang hilang buat Hotel Windsor dan buat Melbourne," kata Adi Halim.

"Kami bertekad mempertahankan hotel ini dan bekerja sama dengan Heritage Victoria untuk menemukan solusi alternatif. Sementara itu semua berjalan seperti biasa," tambahnya.

Hotel Windsor terdaftar dalam Daftar Warisan Victoria, yang berarti pemiliknya harus memeliharanya dan tidak membiarkannya rusak. Pihak oposisi di Victoria sebelumnya juga menentang perpanjangan izin renovasi dan pembangunan kembali tersebut.

Simak berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement