Pemerintah Australia kini menjemput bola untuk medatangkan orang-orang berbakat dan bekemampuan tinggi, ketimbang menunggu mereka mendaftar, melalui program migrasi baru.
Pencarian bakat untuk tinggal di Australia:
- Jumlah yang ditargetkan 5.000 orang per tahun, di luar kuota 16.000 orang untuk migrasi permanen
- Pemerintah Australia akan langsung mencari dan mengidentifikasi mereka yang berkemampuan tinggi
- Kementerian Imigrasi mengatakan pencarian bakat sudah dimulai di Berlin, Jerman
Program 'Global Talent Independent Program' (GTIP) dirancang untuk menarik pendatang yang berada di puncak profesi mereka.
Pemimpin senior di bidang teknologi, peneliti dan pengembang teknologi adalah beberapa contoh yang akan diminta untuk datang ke Australia dan menjadi penduduk tetap (PR).
Menteri Imigrasi Australia, David Coleman, mengatakan dengan membawa bakat-bakat terbaik dari seluruh dunia, maka menciptakan peluang bagi warga Australia.
Pekerja asing berbakat yang didatangkan nantinya diharapkan melakukan transfer keterampilan kepada warga Australia, menciptakan peluang kerja, serta berkontribusi bagi perekonomian.
"GTIP memiliki tujuan ambisius untuk mengidentifikasi dan secara aktif mencari 5.000 migran berkemampuan tinggi tiap tahunnya," ujar David di sebuah acara yang digelar The Sydney Institute.
Ia mengatakan hanya akan mencari orang-orang terbaik dari industri-industri yang sedang berkembang, mendorong mereka untuk datang ke Australia dan membantu memajukan industri di Australia.
Dalam acara tersebut David mengaku jika salah satu staff-nya sudah memulai pencarian bakat di Berlin, Jerman.
Amerika Serikat, Singapura, Santiago, Shanghai, dan Dubai adalah tujuan selanjutnya.
Berbeda dengan program migrasi sebelumnya
Pencarian bakat ini berbeda dengan program lainnya, yakni 'Global Talent Employer Sponsored Program' (GTES) yang telah ditetapkan sebagai jalur migrasi setelah melewati 12 bulan masa percobaan.
Perusahaan-perusahaan bisa memberikan sponsor kepada pekerja asing berkemampuan tinggi lewat GTES dengan syarat pekerjaan tersebut tidak bisa dilakukan oleh warga Australia.
Mereka yang bisa memberikan sponsor adalah perusahaan yang sudah mapan dengan pendapatan lebih dari $4 juta per tahun atau perusahaan 'start-up'.
Perusahaan-perusahaan besar dapat mengajukan hingga 20 posisi bagi pekerja asing, dengan gaji yang diberikan lebih dari $180.000 per tahun. Sementara 'start-up' bisa mengajukan pemberian sponsor setelah disetujui oleh panel khusus.
Menteri Industri, Sains, dan Teknologi Australia, Karen Andrews menyambut baik program GTES yang akhirnya dilanjutkan setelah melalui masa percobaan.
Menurutnya program ini akan membantu perusahaan-perusahaan teknologi untuk mengisi kekosongan, sekaligus mengembangkan kebutuhan tenaga kerja dengan kemampuan tertentu.
"Pekerja asing berkemampuan tinggi ini tak hanya akan membantu bisnis di Australia berkembang, tapi juga akan ada berbagi pengetahuan dengan pekerja lokal Australia dan membantu meningkatkan kemampuan mereka," ujar Karen, seperti yang dikutip dari iTnews.
Simak informasi studi, bekerja, dan tinggal di Australia hanya di ABC Indonesia dan bergabunglah dengan komunitas kami di Facebook.