Kamis 15 Aug 2019 05:35 WIB

Warga Hong Kong Minta Maaf pada Turis

Demonstrasi Selasa lalu berakhir ricuh.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Pengunjuk rasa bereaksi terhadap gas air mata dari kantor polisi Shum Shui Po di Hong Kong, Rabu (14/8).
Foto: AP Photo/Vincent Yu
Pengunjuk rasa bereaksi terhadap gas air mata dari kantor polisi Shum Shui Po di Hong Kong, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pengunjuk rasa Hong Kong meminta maaf atas kerusuhan yang terjadi pada Selasa (13/8). Unjuk rasa di bandara Hong Kong yang sebelumnya berjalan damai menjadi rusuh ketika demonstran menangkap dua orang yang diduga simpatisan pemerintah.

"Wahai turis, kami minta maaf sedalam-dalamnya apa yang terjadi kemarin, kami sangat frustasi dan membuat keputusan yang tak sempurna, mohon terima permintaan maaf kami," tulis para pengunjuk rasa di sebuah spanduk yang mereka bawa, Rabu (14/8). 

Baca Juga

China pun menyebut aksi di bandara sebagai 'aksi terorisme'. Kantor Perwakilan China dan Makau di Beijing menyebut perilaku demonstran di bandara tidak bedanya dengan pelaku terorisme dan harus dihukum dengan keras.

Warga Hong Kong tidak pernah membayangkan kerusuhan di bandara kemarin dapat terjadi di kota mereka. Pada Selasa, demonstran menahan laki-laki yang mereka yakini sebagai agen China yang menyamar.

Menanggapi hal tersebut polisi Hong Kong pun mengerahkan pasukannya berbus-bus. Mereka bentrok dengan para demonstran sebelum menarik laki-laki yang ditahan pengunjuk rasa. Polisi meninggalkan bandara sebentar untuk mengendalikan aktivis yang menahan wartawan China.

Pada tengah malam polisi dan demonstran kembali bentrok di jalan. Kerusuhan terjadi lagi setelah polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata untuk menanggapi demonstran yang semakin keras.

Belum diketahui apakah kerusuhan itu membuat warga kota menarik dukungannya terhadap demonstran. Unjuk rasa yang digelar selama beberapa pekan terakhir menghantam perekonomian pusat keuangan Asia tersebut.

"Kami berjanji akan bercermin dan lebih baik lagi, kami minta maaf terlalu gegabah, kami hanya takut karena kesalahan ini Anda menarik dukungan terhadap seluruh gerakan dan Anda menyerah untuk terus berjuang," tulis salah satu pesan yang disebarkan di media sosial Telegram.

Para pengunjuk rasa juga menunjukan tanda-tanda sedikit mengalah pada tuntutan mereka. Unjuk rasa di Hong Kong bermula protes atas perubahan undang-undang ekstradiksi yang dapat membuat tersangka diadili ke Cina. Tapi tuntutan menjadi meluas menuntut demokrasi yang lebih besar lagi dari Cina.

Ratusan orang menghadiri unjuk rasa di daerah pemukiman Sham Shui Po. Saat polisi tiba mereka langsung melepaskan tembakan gas air mata yang dibalas pengunjuk rasa dengan laser.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement