Rabu 09 Oct 2019 05:15 WIB

Warga Australia Temukan Kulit Ular Sanca Batik 7 Meter di Lingkungan Rumahnya

Kulit itu tampaknya berasal dari ular sanca batik dari Asia Tenggara.

Red:
.
.

Pria yang tinggal di ujung utara negara bagian Queensland, Australia, ini menjalani rutinitas jalan kakinya seperti biasa. Hingga pada suatu ketika ia menemukan kulit ular yang besar dan panjang.

Poin utama:

• Stuart Morris harus merendam kulit ular itu di bak cucian untuk meluruskannya

• Pakar ular, David Walton, mengatakan kulit reptil itu kemungkinan berasal dari ular sanca batik dari Asia Tenggara

• Belum jelas bagaimana ular itu bisa muncul di ujung utara Queensland

 

 

Stuart Morris menemukan kulit reptil sepanjang 7 meter ini di dekat sungai di pinggiran kota Cairns, Freshwater.

"Saya mengambil beberapa foto dan lanjut jalan kaki, dan waktu kembali pulang, kulit itu masih ada sehingga saya berpikir saya akan menggulungnya dan membawanya pulang," kata Morris.

"Saya merendamnya dalam air di bak cuci karena semuanya kaku dan saya meletakkannya di lantai di bawah sinar matahari untuk mengeringkannya."

"Tadinya saya pikir, tak ada ular sebesar itu di sini."

Morris mengatakan awalnya ia mengira ular itu adalah ular sanca lokal yang telah melepaskan kulitnya, tetapi setelah diperiksa lebih dekat, ia berpendapat bahwa ular itu telah dikuliti.

"Saya tak percaya seseorang benar-benar akan melakukan itu pada makhluk cantik seperti itu," katanya.

Pakar ular, David Walton, mengatakan kulit itu tampaknya berasal dari ular sanca batik dari Asia Tenggara. Ia mengatakan, hal yang masih misterius bagaimana ular itu bisa sampai di Australia.

"Ular sanca batik adalah spesies yang eksotis dan Anda tak bisa memeliharanya kecuali Anda adalah kebun binatang," kata Walton.

"Ular itu bisa saja diselundupkan dan mati dan seseorang mencoba mengulitinya, atau kulitnya memang diselundupkan ke negara ini."

"Perbuatan ini sangat berbahaya."

Walton mengatakan impor kulit semacam itu juga ilegal.

Morris mengatakan ia berencana untuk menghubungi otoritas lingkungan tentang temuannya itu.

"Saya berencana menelepon dan saya akan menunggu apakah mereka bisa menjelaskannya dan saya berharap mereka bisa mengetahui lebih banyak tentang hal itu," sebutnya.

Ular sanca batik terdaftar sebagai spesies kategori Lampiran II -spesies yang tak selalu terancam punah tetapi perdagangannya harus dikontrol untuk menghindari pemanfaatan yang tak sesuai dengan kelangsungan hidup mereka -di bawah Konvensi Perdagangan Internasional untuk Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah.

 

Simak berita-berita menarik lainnya di situs ABC Indonesia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement